Selasa 28 Nov 2023 19:51 WIB

Prabowo-Gibran Selalu Unggul di Survei, Pengamat: Politik Dinasti tak Berpengaruh

Pemilih loyal Prabowo pada 2014 dan 2019 bertambah dengan pemilih Gibran dari gen Z.

Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menunjukan nomor urut pasangan dalam Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menunjukan nomor urut pasangan dalam Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei dari beberapa lembaga survei pada medio November 2023, menunjukkan pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih dalam posisi teratas. Padahal, kehadiran Gibran yang merpakan putra Presiden Joko Widodo, dianggap banyak kalangan sebagai dinasti politik.

Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Meidi Kosandi mengatakan, tingganya hasil survei dari pasangan Prabowo-Gibran tidak berpengaruh terkait isu politik dinasti. "Isu dinasti politik terhadap tingginya survei untuk Prabowo-Gibran saya rasa tidak terlalu berpengaruh terhadap dukungan masyarakat," kata Meidi di Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Pasangan Prabowo-Gibran pada medio November 2023, mendapatkan elektabilitas melebihi 40 persen. Terakhir hasil survei SPIN pasangan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut mendapatkan dukungan 43 persen. Sementara pada hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN), Prabowo-Gibran memperoleh suara 42,1 persen.

Menurut Meidi, para pemilih pasangan Prabowo-Gibran, hampir sebagian besar merupakan pemilih loyal Prabowo pada Pemilu 2014 dan 2019. Sehingga serangam politik dinasti yang menimpa Gibran sebagai pasangan Prabowo tidak terlalu berpengaruh. 

Hal itu sangat jelas terlihat dari berbagai hasil survei dari lembaga survei. "Saya kira masyarakat yang mendukung memang tidak terpengaruh dengan dinasti politik," ujarnya.

Meidi menjelaskan, pada konteks hari ini, Gibran yang merupakan Putra Presiden Jokowi (Jokowi) maju sebagai pendamping Prabowo bukanlah dalam rangka membangun dinasti politik. Pasalnya, dinasti politik itu dapat diartikan sebagai upaya dalam memonopoli kekuasaan.

Namun, sambung dia, praktik Pemilu 2024 saat ini bukan upaya untuk mempertahankan kekuasaan politik di tangan dinasti karena melalui proses demokrasi. Sehingga, hal itu lebih cocok disebut dengan political clan

"Jadi tidak terlihat adanya monopoli kekuasaan tapi lebih ke aspirasi keluarganya (jokowi) untuk ikut pemilihan. Jadi, masyarakat tidak terpengaruh dengan isu dinasti politik," ucap Meidi.

Dia menambahkan, secara teoritis, karakteristik pemilih Prabowo-Gibran cenderung dari pendesaan, yang loyal terhadap Prabowo. Sementara, generasi Milenial (Gen Z)  merupakan para pemilih Gibran. Selain itu, kata Meidi, pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan dukungan dari pemiluh Jokowi karena sudah berjanji melanjutkan program pemerintah saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement