Sabtu 20 Jan 2024 18:06 WIB

Prabowo Satu Putaran Tergantung Pemilih Gamang

Partisipasi pemilih juga tentukan putaran Pilpres 2024.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fitriyan Zamzami
Warga memasukan surat suara saat simulasi pemungutan suara Pemilu 2024 di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga memasukan surat suara saat simulasi pemungutan suara Pemilu 2024 di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peneliti Utama Indikator dan Dosen Senior Sosiologi UIN Jakarta, Burhanuddin Muhtadi menyampaikan, dari hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia, belum ditemukan indikasi terjadinya pilpres satu putaran secara absolut.

Kendati demikian, kata dia, pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Ramabuming Raka yang meraih elektabilitas hingga 48,55 persen dalam survei terakhir, dinilai memiliki peluang terbuka untuk unggul satu putaran.

Baca Juga

"Meskipun saya harus mengatakan dengan perolehan 48,55 persen ini, menurut survei tatap muka tanggal 10-16 Januari, peluang buat Pak Prabowo-Gibran untuk unggul satu putaran itu terbuka. Jadi tidak tertutup angkanya belum mencapai 50 persen + 1 tetapi ada potensi buat satu putaran," ujarnya.

Ia menjelaskan, kemenangan satu putaran bisa terjadi jika ada dua kondisi. Pertama yakni terkait dengan undecided voters atau orang-orang yang belum menentukan pilihan yang sebanyak 5,68 persen.

Burhanuddin mengatakan para pemilih yang belum menentukan pilihan tersebut cenderung terbagi proporsional ke tiga paslon atau ke salah satu pasangan calon. Selain itu, undecided voters pada umumnya cenderung ke penantang ketimbang petahana.

"Dan dalam konteks ini Pak Prabowo-Gibran maupun Ganjar-Mahfud itu lebih merepresentasikan petahana. Sementara Anies-Muhaimin itu lebih merepresentasikan sebagai penantang challenger. Apalagi narasi yang dipakai adalah narasi perubahan," ujar Burhanuddin.

Sehingga jika undecided voters yang sebanyak 5,69 persen itu cenderung memilih Anies-Cak Imin, maka pasangan Prabowo-Gibran gagal untuk meraih kemenangan dalam satu putaran.

"Dan suara Anies bisa jadi lebih tinggi daripada survei kami," tambah dia.

Variabel kedua yang juga menentukan apakah satu putaran atau tidak, yakni kebersediaan para pemilih untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Dalam konteks pemilu itu yang aktif seharusnya adalah pemilih, datang ke TPS. Itu yang disebut dengan istilah 'turnout'. 'Turnout' adalah kebersediaan dari responden untuk menggunakan haknya. Dalam survei angka-angka ini adalah asumsi turnout-nya adalah 100 persen, buat pendukung paslon 01, 02, 03," kata Burhanuddin.

Burhanuddin mengatakan, pada pemilu 2019 lalu, 'turnout yang terjadi yakni sebesar 81 persen. Sedangkan sebanyak 19 persen pemilih tidak datang ke TPS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement