Ahad 11 Feb 2024 11:13 WIB

Harga Beras di Indramayu Makin Melonjak, Pasokan Seret

Kenaikan harga itu terjadi akibat makin berkurangnya stok beras.

Seorang pedagang beras di Pasar Baru Indramayu.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Seorang pedagang beras di Pasar Baru Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu makin melonjak. Pedagang beras pun mulai kesulitan memperoleh pasokan beras.

Salah seorang pemilik kios beras di Pasar Mambo Indramayu, Haji Jana, menyebutkan, harga beras premium saat ini mencapai Rp 17 ribu per kilogram. Sedangkan beras medium, di kisaran Rp 15 ribu - Rp 15.500 per kilogram.
 
Harga itu mengalami kenaikan dibandingkan tiga pekan yang lalu. Saat itu, harga beras premium masih berkisar antara Rp 14 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogram. Harga itu berbeda-beda tergantung kualitasnya.
 
Sedangkan beras medium, saat itu di kisaran Rp 13 ribu sampai Rp 13.500 per kilogram.
 
''Naiknya tuh bertahap, biasanya seminggu sekali. Kadang Rp 300, Rp 500 per kilogram sekali naik. Bahkan minggu kemarin naiknya sekaligus sampai Rp 1.100 per kilogram,'' kata Jana, Ahad (11/2/2024).
 
Jana menambahkan, naiknya harga beras membuat para pelanggannya kerap melayangkan protes. Namun, dia mengaku tak bisa berbuat apa-apa karena kenaikan harga itu memang sudah terjadi di tingkat pemasok.
 
Jana menjelaskan, kenaikan harga itu terjadi akibat makin berkurangnya stok beras. Bahkan, dia kini harus membayar secara lunas kepada pemasok untuk bisa memperoleh pasokan beras.
 
''Biasanya kan boleh bayarnya 75 persen dulu, dilunasinnya nanti. Nah kalau sekarang gak bisa, harus bayar lunas dulu, baru dikirim berasnya,'' tutur Jana.
 
Jana mengaku bisa memahami kondisi tersebut karena harga gabah saat ini memang sangat tinggi. Yakni, mencapai Rp 980 ribu per kuintal.
 
Tingginya harga gabah, lanjut Jana, disebabkan fenomena El Nino yang menyebabkan tidak semua lahan ditanami padi pada musim kemarau tahun lalu. Akibatnya, produksi padi di tingkat petani jadi berkurang.
 
''Panen gadu pun sudah berakhir sejak beberapa bulan lalu. Sedangkan tanam rendeng baru dimulai,'' terang Jana.
 
Jana menambahkan, meski protes, namun pelanggannya tetap membeli beras karena merupakan kebutuhan pokok. Namun, mereka lebih memilih membeli beras medium dibandingkan beras premium.
 
Hal tersebut, membuat beras medium yang dijual Jana menjadi cepat habis. Dalam sehari, beras medium yang terjual sekitar dua kuintal. Sedangkan beras premium, dibawah setengah kuintal.
 
Seorang warga asal Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Yuni, mengaku keberatan dengan harga beras yang terus mengalami kenaikan. Dia pun kini terpaksa beralih mengkonsumsi beras medium dari biasanya beras premium.
 
''Ya terpaksa sekarang belinya beras medium karena lebih murah. Yang penting masih bisa makan. Semoga harga beras cepat turun lagi,'' tukas Yuni. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement