Kamis 30 Nov 2023 15:37 WIB

Pendukung Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran Diibaratkan Seperti Bejana Berhubungan

"Kemungkinan besar yang masuk ke putaran dua Prabowo versus Anies," ujar Burhanuddin.

Tiga bakal calon presiden Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo usai dijamu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Tiga bakal calon presiden Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo usai dijamu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebutkan potensi suara pendukung pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bagaikan bejana berhubungan yang saling terkait. Jika satu pasangan itu mengalami kenaikan suara, yang satu lagi pasti mengalami penurunan.

"Kalau pola seperti ini berlanjut, di mana basis pola pemilih Jokowi di Ganjar pindah ke Pak Prabowo sementara pemilih Anies tetap atau naik secara landai, maka suara antara Ganjar dan Pak Prabowo seperti bejana berhubungan," katanya saat ditemui di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Baca Juga

Berdasarkan survei, Burhanuddin mengatakan, ketika suara pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meningkat, maka yang biasanya menjadi korban adalah suara dari pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Hal tersebut, kata dia, ditandai dengan hasil survei yang dikeluarkan oleh Polling Institute yang mencatat adanya penurunan suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dari 36 persen ke 24 persen.

"Sementara Mas Anies minimal tetap suaranya dan (kalau) tidak ada satu pun calon yang mendapatkan 50 persen plus satu, kemungkinan besar yang masuk ke putaran dua adalah Prabowo versus Anies," ujarnya.

Meski demikian, Burhanuddin menegaskan agar masyarakat jangan terlalu terburu-buru dalam mengambil kesimpulan, karena masih terdapat waktu sekitar dua setengah bulan untuk melakukan kampanye sebelum proses pemungutan suara. Selain itu, ia juga menyebutkan apa yang dipaparkannya adalah hasil dari survei yang dilakukan dalam beberapa waktu terakhir, sehingga analisis yang dilakukannya tidak dapat menjadi acuan pasti terkait apa yang akan terjadi pada 2024 mendatang.

"Toh survei akan berlangsung terus menerus untuk mengecek pergerakan suara. Siapa yang mengira termasuk saya, saya sendiri tidak mengira setelah pendaftaran Prabowo-Gibran, ternyata suara Pak Prabowo malah naik," tambahnya.

Kendati demikian, ia menegaskan sampai saat ini belum ada satu pun lembaga survei yang memberikan analisis akan terjadinya pilpres satu putaran. "Pak Prabowo juga belum tentu aman, karena suaranya belum mencapai 50 persen. Artinya satu putaran meskipun mungkin, tetapi per hari ini masih belum terjadi," ucap Burhanuddin.

photo
Komik Si Calus : Jaga Indonesia - (Republika/Daan Yahya)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement