Selasa 12 Dec 2023 14:13 WIB

Serba-serbi Debat Capres Malam Ini: 18 Pertanyaan dari Panelis, Capres Bisa Saling Sanggah

KPU menyebut sesi saling sanggah antarcapres terjadi di segmen kedua hingga kelima.

Rep: Fauziah Mursid, Haura Hafizhah, Febrian Fachri/ Red: Andri Saubani
Pekerja menyelesaikan tempat yang digunakan untuk debat capres dan cawapres Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Senin (11/12/2023). KPU akan menggelar lima kali debat yang diselenggarakan pada tanggal 12 dan 22 Desember 2023, 7 dan 14 Januari 2024 serta 4 Febuari 2024.
Foto:

Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, memprediksi debat calon presiden 2024 resmi yang diadakan KPU. Menurut Najmuddin, debat yang diselenggarakan, Selasa (12/12/2023) nanti hanya akan menampilkan pemaparan dan orasi dari para capres.

"Kemungkinan tidak ada perdebatan antar capres. Lebih banyak orasi. Ini tentu mengecewakan publik," kata Najmuddin.

Agar forum debat resmi perdana ini dapat berlangsung hangat, Najmuddin menilai tergantung dari kepiawaian panelis yang dihadirkan KPU. Bila Panelis terpaku pada konsep dan aturan yang dibuat KPU, Najmuddin dapat memprediksi debat nanti akan hambar.

Ia berharap para panelis yang bertugas nanti harus kreatif dan inovatif supaya visi misi yang diusung pasangan capres-cawapres dapat tergali cukup dalam. Sehingga seluruh rakyat Indonesia dapat melihat dan menilai isi kepala dari ke tiga pasang calon pemimpin tersebut.

"Publik tentu sangat menantikan visi misi dan strategi apa yang dibawa pasangan capres cawapres bila terpilih," ujar Najmuddin.

Dosen Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Aditya Perdana mengatakan, debat seharusnya dimaknai bukan forum adu gimmick dan pencitraan, bukan pula forum yang perlu dihindari atau bukan juga panggung kampanye yang dapat berisikan apapun dari para pasangan calon. Menurut dia debat pilpres merupakan forum untuk tukar gagasan ide dalam menjalankan pemerintahan ke depan.

Menurut Aditya, debat juga seharusnya mempersilakan para kontestan dalam mendukung atau menyanggah konsep dan implementasinye ke depan. Aditya mengatakan debat menjadi penting bagi pemilih, alasannya sederhana karena publik saat ini menginginkan dan membutuhkan tawaran program kerja, kebijakan yang berpihak kepada pemilih dan visi yang jelas dalam pembangunan ke depan.

Selain soal figur atau ketokohan adalah elemen penting yang diperhatikan pemilih, namun soal program kerja juga adalah serius diperhatikan pemilih.

"Perhatian publik ini sebesar kisaran 35 persen tercermin dari beberapa kali hasil survei nasional Algoritma pada bulan Desember 2022 dan Juni 2023," kata Aditya dikutip Antara, Senin.

Apalagi relatif pilihan yang masih bimbang terhadap capres juga relatif masih tinggi kisaran 45 persen. Sehingga, debat menjadi penting.

photo
Angka Elektabilitas Capres-Cawapres November 2023 - (infografis Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement