Rabu 13 Dec 2023 14:45 WIB

Budiman: Sudah Diminta Serang Balik Ganjar, Tapi Prabowo 'Ogah'

Budiman Sudjatmiko mengaku TKN sudah minta serang balik Ganjar tapi Prabowo enggan.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kanan) dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kiri). Budiman Sudjatmiko mengaku TKN sudah minta serang balik Ganjar tapi Prabowo enggan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kanan) dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kiri). Budiman Sudjatmiko mengaku TKN sudah minta serang balik Ganjar tapi Prabowo enggan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Juru Debat Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, mengakui bahwa pihaknya sempat membujuk Prabowo untuk melancarkan serangan balik kepada capres Ganjar Pranowo dalam debat perdana antarcapres tadi malam. Namun, Prabowo ogah karena satu hal.

Budiman menjelaskan, dirinya dan sejumlah punggawa TKN mengusulkan serangan balik seusai Ganjar mengungkit dugaan keterlibatan Prabowo dalam kasus penculikan aktivis Reformasi 1998. Saat jeda debat, Budiman dkk mengerubungi Prabowo untuk membujuknya melancarkan serangan balasan.

Baca Juga

"Saat break kita kerubungi Pak Prabowo ya dan kita mengevaluasi. 'Pak ada serangan kayak gini, gimana kalau coba bapak nakal juga. Nakal dikit gitu ya'," kata Budiman saat konferensi pers seusai debat di Hotel Des Indes, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam.

Namun, kata dia, Prabowo tak mau melakukannya. Sebab, Prabowo ingin menghargai gelaran debat. "Tidak, tidak mau saya. Saya tidak mau. Saya harus menghargai forum demokrasi politik ini," ujar Budiman menirukan ucapan Prabowo.

Tak berhenti di situ, kata Budiman, jajaran TKN kembali membujuk Prabowo untuk melancarkan serangan balik dengan menanyakan kasus yang sempat menyeret nama Ganjar, yakni kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP. Menurut jajaran TKN, rakyat perlu mengetahui perkara tersebut.

Namun, Prabowo tetap ogah. "Ya rakyat sudah tahu, sudah baca kok. Kalau kasus ini pernah di forum pengadilan. Sekarang (di acara debat) kasih kesempatan orang-orang muncul (untuk membuktikan) layak atau tidak mereka jadi pemimpin," kata Budiman menyampaikan ulang ucapan Prabowo.

Budiman menyebut, jajaran TKN legawa atas sikap Prabowo yang ogah 'nakal' itu. Jajaran TKN menyadari bahwa mereka bertugas menyampaikan masukan. Adapun keputusan akhir tetap berada di tangan Prabowo sebagai peserta debat.

"Beliau menunjukkan, beliau bukan boneka. Beliau ada sebagai capres bukan untuk kami setir. Posisi kami adalah memberi masukan dan pada akhirnya penilaian lapangan kita serahkan kepada beliau," ujar mantan politikus PDIP itu.

Dalam kesempatan tersebut, Budiman menyebut bahwa Prabowo sebenarnya bisa melancarkan serangan balik dengan menanyakan kasus e-KTP dan kasus Wadas kepada Ganjar. Tapi, apa boleh buat, Prabowo tak mau "menjadi hakim moral" terhadap kompetitornya itu.

Sebagai gambaran, kasus Wadas adalah konflik antara warga Desa Wadas di Jawa Tengah dan pemerintah serta aparat kepolisian ihwal pembangunan tambang batu andesit di desa tersebut. Warga desa menolak, tapi pemerintah terus memaksa dengan mengerahkan aparat keamanan. Kasus ini bergulir saat Ganjar menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah.

Adapun dalam kasus korupsi proyek pengadaan KTP elektronik atau e-KTP, Ganjar sempat diperiksa sebagai saksi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketika kasus yang merugikan negara triliunan rupiah itu terjadi, Ganjar menjabat sebagai pimpinan Komisi II (mitra kerja Kemendagri) DPR RI.

Prabowo diketahui tampil jenaka saat debat perdana antarcapres di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa malam. Dia beberapa kali joget di atas panggung debat. Dia juga sempat menggerakkan bibir ketika disindir oleh capres nomor urut 1, Anies Baswedan soal oposisi.

Prabowo tampak meninggikan suara hanya ketika Anies Baswedan menilai demokrasi di era Pemerintahan Jokowi buruk. Dia juga tampak emosional ketika capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanyakan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, termasuk kasus penculikan aktivis 1998.

Prabowo mengaku heran mengapa pertanyaan itu diajukan kepada dirinya mengingat penyelesaian kasus pelanggaran HAM merupakan tanggung jawab Menko Polhukam Mahfud MD yang kini jadi cawapres pendamping Ganjar. Mantan Danjen Kopassus TNI AD itu juga menyatakan bahwa dirinya sudah berulang kali menjawab tudingan terlibat penculikan aktivis 1998.

"Saya sudah jawab berkali-kali, setiap lima tahun kalau polling saya naik, ditanya lagi soal itu. Bapak tahu data nggak? Bapak tanya ke kapolda tahun ini berapa orang hilang di DKI? Tahun ini, ada mayat yang diketemukan baru beberapa hari lalu dan sebagainya, come on Mas Ganjar," kata Prabowo.

Prabowo menambahkan, para aktivis yang disebut-sebut korban penculikannya nyatanya kini mendukung dirinya. Dia meminta Ganjar untuk tidak mempolitisasi persoalan HAM.

"Nyatanya orang-orang yang dulu ditahan, yang katanya saya culik. sekarang ada di pihak saya membela saya saudara-saudara sekalian. Jadi, masalah HAM jangan dipolitisasi Mas Ganjar, menurut saya," ujar ketua umum Partai Gerindra itu

Ganjar menilai jawaban Prabowo itu tidak tegas karena dirinya bertanya soal kesiapan membentuk pengadilan HAM ad hoc dan kemauan mencari makam 13 korban penculikan yang belum ditemukan hingga detik ini.

"Saya tegas akan menegakkan hak asasi manusia. Masalah yang Bapak tanyakan agak tendensius. Kenapa yang 13 orang hilang pada saat itu ditanya kepada saya? Itu tendensius Pak Ganjar," kata Prabowo menjawab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement