REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar resmi mendapat dukungan dari kelompok Islam politik. Seperti Ustaz Abdul Somad, Itjtima Ulama, dan tokoh-tokoh dari Presidium Alumni 212.
Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Andalas, Asrinaldi, mengatakan mayoritas kelompok Islam politik yang kini merapat ke Amin adalah kelompok dan orang-orang yang kecewa dengan Prabowo Subianto. Pada Pilpres 2019 lalu kelompok Islam politik ini menurut Asrinaldi menitipkan aspirasi dan harapannya kepada Prabowo yang kala itu berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Tapi kenyataannya pasca-Pilpres 2019, baik Prabowo maupun Sandi sama-sama berkoalisi dengan pemerintah dan mendapatkan jatah kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju.
“Ulama lebih mendukung pada Amin, posisi ini karena Prabowo identik dengan Jokowi pada Pemilu 2024. Ini jadi keuntungan untuk Amin," kata Asrinaldi, Jumat (15/12/2023).
Asrinaldi mengingat lagi pasca-KPU mengumumkan hasil Pilpres 2018 lalu, kelompok Islam politik ini menggelar aksi karena tak terima Prabowo kalah di depan Bawaslu pada 21-22 Mei 2019. Dalam aksi itu 9 orang meninggal dunia.
Namun, setelahnya Prabowo bergabung dalam kabinet Jokowi dengan mendapat kursi Menteri Pertahanan (Menhan). Asrinaldi menyebut hal itu yang membuat kelompok Islam yang mendukungnya kecewa dan berpotensi tak akan mendukung lagi Prabowo.
Aspirasi kelompok Islam politik itu dilihat Asrinaldi dapat diakomodir Anies yang memang pemilihnya tidak jauh berbeda dengan Prabowo. Asrinaldi melihat dalam beberapa wilayah, suara kelompok Islam konservatif dan ulama masih terpecah antara ke Anies dan Prabowo.
Namun, Asrinaldi meyakini jumlahnya tak banyak. Karena menurut dia sampai sekarang masih ada ulama-ulama tertentu yang masih berkomunikasi dan menjaga hubungan baik dengan Prabowo.
"Saya pikir polarisasinya juga akan terjadi di Jawa Timur. Tapi secara umum tentu lebih banyak diuntungkan Anies ya dalam konteks dukungan ulama," ujar Asrinaldi.