Selasa 02 Jan 2024 08:18 WIB

Politikus PDIP Akui Komunikasi dengan Paslon 1 Terkait Pilpres Dua Putaran

TKN Ganjar-Mahfud menegaskan ingin Pilpres 2024 berjalan dua putaran.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Ketua Tim Penjadwalan TPN Aria Bima (kiri) bersama Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid (tengah) dan Wakil Ketua TPN Andika Perkasa (kanan) memberikan keterangan merespons kasus penganiayaan relawan Ganjar di Jawa Tengah, Media Lounge TPN , Jakarta, Senin (1/1/2024). Dalam keterangan tersebut TPN Ganjar- Mahfud berdiri bersama korban kekerasan oleh oknum TNI yang dialami tujuh relawan Ganjar – Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah. TPN bergerak dan memberi pendampingan hukum sampai tuntas, serta mengutuk segala bentuk intimidasi dan kekerasan agar peristiwa serupa tak terulang lagi dalam rangkaian proses pesta demokrasi Pemilu 2024.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Tim Penjadwalan TPN Aria Bima (kiri) bersama Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid (tengah) dan Wakil Ketua TPN Andika Perkasa (kanan) memberikan keterangan merespons kasus penganiayaan relawan Ganjar di Jawa Tengah, Media Lounge TPN , Jakarta, Senin (1/1/2024). Dalam keterangan tersebut TPN Ganjar- Mahfud berdiri bersama korban kekerasan oleh oknum TNI yang dialami tujuh relawan Ganjar – Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah. TPN bergerak dan memberi pendampingan hukum sampai tuntas, serta mengutuk segala bentuk intimidasi dan kekerasan agar peristiwa serupa tak terulang lagi dalam rangkaian proses pesta demokrasi Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima, mengakui adanya komunikasi dengan kubu pasangan calon nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar. Komunikasi tersebut karena adanya persamaan cara pandang, yakni soal ketidakmungkinan Pilpres 2024 berlangsung dalam satu putaran.

Ia mengatakan, klaim satu putaran selalu dilontarkan kubu pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Padahal, menurut Aria Bima, kontestasi tahun ini diikuti oleh tiga pasangan calon.

Baca Juga

"Iya (ada komunikasi dengan kubu Anies-Muhaimin). Kita tanya, 'Lu percaya satu putaran? nggak'. Nah lu nggak, gue nggak, gitu aja," ujar Aria Bima di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Senin (1/1/2024).

Kendati sama-sama yakin terjadinya dua putaran Pilpres 2024, tak ada perjanjian atau kesepakatan apapun dengan Tim Nasional (Timnas) Pemenangan AMIN. Komunikasi hanya dilatarbelakangi oleh ketidakpercayaan atas terjadinya satu putaran kontestasi.

"Nggak ada (kesepakatan), kita masih jalan. Deal gimana? Lha kalau dia yang menang gimana? Kalau saya yang menang gimana? nggak ada (kesepakatan). Kita ingin dua putaran," ujar Aria Bima.

Di samping itu, komunikasi dengan pihak lawan dipandangnya sebagai hal yang biasa. Apalagi dirinya adalah Wakil Ketua Komisi VI DPR yang bersinggungan langsung dengan partai politik pengusung Anies-Muhaimin ataupun Prabowo-Gibran.

"Komunikasi terus dilakukan, intinya gimana gesekan-gesekan di kampanye terbuka tidak lagi muncul seperti kasus di Boyolali. Netralitas aparat ini jangan sampai berdampak pada pemilu yang tidak damai, ini penting," ujar Aria Bima.

Sebelumnya, Co-Kapten Timnas Amin, Sudirman Said dan Pelatih Kepala Timnas Amin, Ahmad Ali terlibat perbedaan pendapat yang sangat tajam. Perang terbuka keduanya terjadi bermula dari wacana Timnas Amin yang ingin berkomunikasi dengan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.

Ahmad Ali tidak setuju dengan manuver ketika Amin masih berkampanye, malah ada petinggi yang menjalin komunikasi dengan kubu lawan. Dia meminta komunikasi bisa terjalin jika Amin sudah lolos ke putaran kedua.

"Lha iya dong, kita sedang bertanding. Lawannya kami ini, lawannya Anies ini Prabowo dan Ganjar, terus mau berkomunikasi? Apa enggak ada orang paling tolol, ya itu lah kalau ada orang melakukan itu," kata Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement