Selasa 02 Jan 2024 18:37 WIB

6 Oknum TNI Penganiaya 2 Relawan Ganjar Mahfud Ditetapkan Sebagai Tersangka

TPN meminat semua pihak untuk menahan diri selama kampanye Pemilu 2024.

Garis Polisi (ilustrasi). TPN meminat semua pihak untuk menahan diri selama kampanye Pemilu 2024
Foto: Antara/Arif Pribadi
Garis Polisi (ilustrasi). TPN meminat semua pihak untuk menahan diri selama kampanye Pemilu 2024

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG— Enam oknum TNI pelaku penganiayaan terhadap dua sukarelawan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Berdasarkan alat bukti dan keterangan terperiksa, penyidik Denpom IV/4 Surakarta telah mengerucutkan keenam pelaku," kata Kepala Penerangan Kodam IV/ Diponegoro Kolonel Richard Harison di Semarang, Selasa (2/1/2023).

Baca Juga

Keenam pelaku tersebut masing-masing Prada Y, Prada P, Prada A, Prada J, Prada F, dan Prada M. Menurut Richard, perkara tersebut selanjutnya akan diserahkan ke Oditur Militer sebelum disidangkan di pengadilan militer.

Richard memastikan proses hukum terhadap enam oknum anggota Kompi B Yonif Raider 408/Sbh berjalan independen. "TNI, dalam hal ini Kodam IV/ Diponegoro, tidak melakukan intervensi," katanya.

Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Ammarsjah Purba, mengatakan, TPN sangat menyesalkan tindakan kekerasan aparat TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud. 

“Kami mendesak pimpinan TNI, utamanya pihak POMDAM Diponegoro untuk mengusut tuntas tindak kekerasan anggotanya terhadap warga sipil,” kata dia dalam keterangannya, Senin (2/1/2023).   

Dalam  kampanye pilpres saat ini, semua pihak diharapkan bisa menahan diri, tidak mudah terprovokasi, termasuk aparat negara. “Kita boleh menduga apa yang terjadi di Boyolali kemarin, ada juga faktor psikologis, bahwa baik pelaku maupun korban kekerasan, sama-sama masih berjiwa muda yang cenderung temperamental. Dari peristiwa serupa di tempat lain, para pelaku dari unsur militer, biasanya dari level tamtama, yang umumnya berusia muda,” tambah Ammar.

Menurut dia, peristiwa di Boyolali harus dijadikan pelajaran bahwa aparatur negara harus netral menyikapi Pemilu 2024. “Sebagai aparat negara, idealnya bersikap netral, yakni menjaga situasi masa kampanye tetap kondusif dan aman, ini yang kita harapkan,” ujar Ammar. 

Ammar meminta agar para relawan Ganjar-Mahfud tidak surut dalam berkampanye di tengah masyarakat, anggap saja kejadian di Boyolali sebagai pelajaran. Adalah hal biasa, dalam ajang kampanye, selalu terjadi gesekan antar-elemen masyarakat, untuk itu diharapkan aparat kepolisian di masing-masing wilayah, bukan terbatas Solo Raya untuk mengantisipasi, juga bagi koordinator lapangan relawan di mana pun, untuk lebih tegas dalam memandu massa. 

Baca juga: Suka Bangun Malam Hari Kemudian Ingin Tidur Lagi, Baca Doa Rasulullah SAW Ini

Apa yang terjadi di Boyolali ibarat riak kecil dalam perjuangan, justru ini bisa dijadikan introspeksi diri, agar kita lebih hati-hati dan waspada dalam kegiatan di lapangan. TPN paham, para relawan umumnya masih berusia muda, dan memiliki semangat tinggi, bahkan cenderung fanatik terhadap capres-cawapres yang didukung.

"Untuk itu jangan mudah terpancing provokasi, begitu juga sebaliknya, seandainya kita yang dianggap melakukan provokasi, seluruh relawan akan kena getahnya, dan tentu saja berdampak kurang baik bagi citra relawan,” tegas Ammar.

Sebelumnya, dua anggota sukarelawan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. diduga menjadi korban penganiayaan sejumlah oknum TNI di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12/2023). Kejadian tersebut diduga dipicu oleh kesalahpahaman antara pelaku dan korban usai mengikuti kampanye pasangan Ganjar-Mahfud.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement