Ahad 07 Jan 2024 23:05 WIB

Ganjar Siap Evaluasi Penyelesaian Masalah Laut Cina Selatan yang tak Kunjung Usai

Ganjar tekankan perlunya memperkuat patroli di wilayah Laut Cina Selatan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo memaparkan visi misi saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo memaparkan visi misi saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor 3 Ganjar Pranowo menilai Indonesia bisa mengambil peran dalam menyelesaikan konflik di Laut Cina Selatan. Indonesia, kata dia memiliki banyak langkah yang bisa dilakukan, salah satunya yakni dengan menerapkan kesepakatan sementara.

Menurut dia, kesepakatan sementara ini bisa mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Ganjar mengatakan, langkah awal yang akan ditawarkan yakni dengan mengevaluasi upaya penyelesaian masalah Laut Cina Selatan yang sudah 20 tahun tidak kunjung selesai.

Hal ini disampaikan Ganjar saat menjawab pertanyaan mengenai kontribusi Indonesia dalam mengelola konflik Laut Cina Selatan di debat capres ketiga yang diselenggarakan di Istora Senayan, Ahad (7/1/2024) malam.

“Indonesia bukan klaiman, jadi sebenarnya kita punya banyak langkah untuk bisa kita lakukan. Pertama adalah kita evaluasi perjalanan selama ini bagaimana di Laut Cina Selatan tidak pernah selesai. Sudah dengan DoC, sudah dengan CoC. 20 tahun lebih tidak pernah selesai. Maka usulan kami sangat jelas dan clear. Apa itu? Kesepakatan sementara,” kata Ganjar.

Ganjar menjelaskan, modernisasi peralatan di Cina akan selesai pada 2027. Karena itu, menurutnya, potensi terjadinya konflik dengan negara lain bisa muncul. Meskipun perang yang terjadi tidak sampai ke Indonesia, namun dampak dari perang tersebut juga akan dirasakan.

Ganjar juga menekankan perlunya memperkuat patroli di wilayah Laut Cina Selatan. Karena itu, menurutnya dibutuhkan tanker terapung yang bisa digunakan oleh TNI Angkatan Laut untuk berpatroli. Menurutnya, dengan cara ini maka biaya logistiknya pun akan sangat murah.

“Kita butuh tanker-tanker terapung yang bisa dipakai untuk tentara-tentara TNI AL kita untuk bisa berpatroli sehingga logistiknya akan sangat murah, tidak lagi kembali ke titik awal atau mereka bilang ‘kami hanya pergi, kalau kembali kami tidak bisa lagi karena logistik kami habis’. Maka inilah titik-titik penting yang mesti kita dorong,” jelas dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement