REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Narasi berkoalisi untuk putaran kedua mencuat, seiring dengan prediksi terjadinya dua putaran dalam Pilpres 2024. Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tidak memungkiri adanya peluang berkoalisi untuk putaran kedua nantinya.
"Semua kita buka peluang untuk koalisi," kata Cak Imin kepada wartawan saat berkampanye didampingi Wapres RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla di Surabaya, Jawa Timur, kemarin.
Namun, hingga saat ini belum ada rencana koalisi karena masih fokus kegiatan kampanye dengan optimisme untuk bisa menang satu putaran. Jika nantinya Pilpres dipastikan berjalan dua putaran, langkah koalisi bisa dibahas lebih lanjut.
"Tentu masih belum bisa kita putuskan karena bisa kita lihat siapa yang akan masuk di putaran kedua," ujarnya.
Sejalan dengan pandangan Cak Imin, Jusuf Kalla yang 'turun gunung' menemani Cak Imin berkampanye di Jawa Timur menyampaikan hal senada. Secara gamblang, JK menyebut kerap koalisi terjadi antara paslon yang berada di urutan 2 dan 3.
"Biasanya yang selalu bersatu itu, partai yang ranking 2 dan ranking 3. Biasanya itu, sehingga bikin koalisi baru. Saya juga waktu (Pemilu) 2004 kan banyak partai itu ada koalisi baru, tapi kita tetap menang," tuturnya.
JK menekankan peluang koalisi itu akan bergantung pada keputusan dari partai politik (parpol) untuk menentukan arah suara. "Komunikasi itu biasanya dari partai ke partai," tutur dia.
Diketahui, hubungan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN' tampak cukup akrab. Hal itu terlihat dari berbagai tanda-tanda. Di antaranya, Anies bersalaman dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani seusai debat ketiga Pilpres 2024 Ahad (7/1/2024) lalu.
Kemudian, pada Rabu (10/1/2024), saat PDIP berulang tahun yang ke-51, Anies dan Cak Imin kompak menyampaikan selamat hari ulang tahun (HUT) dan berharap ada kesolidan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
