Kamis 11 Jan 2024 21:27 WIB

Diberi Nilai 11 dari 100 oleh Anies, Prabowo: Emangnya Lo Siape? Emangnya Gue Pikirin

Prabowo menilai Anies tak berhak menilai kinerjanya sebagai menhan.

Rep: Febryan A/ Red: Andri Saubani
Capres Prabowo Subianto saat berkampanye di Gedung Graha Wangsa, Bandar Lampung, Kamis (11/1/2024).
Foto: dok istimewa
Capres Prabowo Subianto saat berkampanye di Gedung Graha Wangsa, Bandar Lampung, Kamis (11/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKAL PINANG -- Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto kembali mengekspresikan kekesalannya kepada capres nomor urut 1, Anies Baswedan yang memberikan nilai buruk atas kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan. Anies saat debat capres akhir pekan lalu diketahui memberikan nilai 11 dari 100 yang berarti 1,1.

Kekesalan itu Prabowo luapkan saat berpidato dalam acara acara Konsolidasi Relawan Prabowo-Gibran Bangka Belitung di Kota Pangkal Pinang, Kamis (11/1/2024) petang. Di tengah pidatonya, Prabowo bercerita bahwa dirinya baru saja mendapatkan penilaian 11 dari 100.

Baca Juga

"Kalau orang Betawi menghadapi seperti itu, dia jawabnya begini biasanya, 'emangnya lo siape?', 'emangnya lo siape?'," kata Prabowo dan disambut riuh ratusan relawannya. Sejurus kemudian, pria berusia 72 tahun itu joget di atas panggung.

Selain menilai Anies tak berhak memberikan penilaian atas kinerjanya, Prabowo mengaku juga tak peduli atas ponten merah yang diberikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu. "Emangnya lo siape? EGP. Tau artinya? EGP singkatannya emang gue pikirin. Emang gue pikirin," ujarnya.

Menurut Prabowo, pernyataan tersebut disampaikan apa adanya karena dirinya terbiasa berbicara apa adanya. Dia mengakui bahwa ada banyak orang di Jakarta yang menasehatinya agar berbicara dengan sopan di hadapan publik.

Namun, Prabowo ogah mengikuti nasihat tersebut. Dia mengaku tak mau mengadopsi gaya bahasa yang digunakan elite dan pengamat karena kebanyakan hanya terdengar indah sebagai teori.

"Saya ini mantan serdadu. Bahasa saya apa adanya!" kata mantan prajurit Kopassus TNI AD itu.

"Jangan bahasa-bahasa elite, bahasa pengamat. Beginilah, begitulah, teori saja. Omon-omon kosong. Omon-omon kosong. Kalau orang Indonesia timur dia ngomongnya begini 'itu kaset lama dorang putar lagi'. Itu radio rusak," ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu menambahkan.

photo
Elektabilitas capres cawapres. - (Republika)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement