Ahad 14 Jan 2024 14:03 WIB

Hasto: Prabowo-Gibran Unggul dalam Emosi

Hasto pun tidak habis pikir pihak-pihak yang membuat laporan ke Bawaslu terkait debat

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menanggapi klaim Tim Kampanye Nasional (TKN) yang menyebut Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar. Menurut dia, pasangan nomor urut 2 itu unggul dari segi emosi saja.

"Ya pasangan 02 unggul dalam emosi, dalam menyampaikan kata-kata tak pantas, unggul di dalam melakukan intimidasi sampai habis debat pun harus dilaporkan ke Bawaslu," ujar Hasto di Rumah Susun Tanah Tinggi, Jakarta, Ahad (14/1/2024).

Baca Juga

Ia pun tak habis pikir dengan adanya pihak yang melaporkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Menurutnya, pelaporan tersebut menciderai nilai demokrasi.

"Bagaimana debat harus dilaporkan ke Bawaslu? Itu pemaparan soal ide dan gagasan kok," ujar Hasto.

Sebelumnya, ia juga sepakat dengan pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Muhammad Jusuf Kalla atau JK. Mantan pendamping dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu pernah mengatakan, seorang pemimpin harus mengedepankan sikap sabar daripada memperlihatkan sisi emosional.

"Saya sependapat bahwa keputusan bangsa dan negara ini harus diambil dengan jernih. Kalau dalam debat saja sudah emosi, lalu kebawa-bawa setelah debat dengan mengatakan goblok, tolol, bagaimana bisa menjadi pemimpin yang baik," ujar Hasto.

Ia pun kembali mengungkit debat calon presiden (capres) pada 7 Januari lalu, saat Prabowo Subianto malah menunjukkan sikap reaktif. Padahal, salah satu tema debat tersebut adalah pertahanan, yang seharusnya dapat dijawab dengan baik oleh Menteri Pertahanan (Menhan) itu.

"Tema pertahanan itu seharusnya Pak Prabowo yang memimpin, tetapi ternyata justru Pak Ganjar yang mampu mengambil alih pembahasan tema-tema strategis tentang pertahanan, keamanan geopolitik, dan hubungan luar negeri, kemudian Pak Anies (peringkat kedua)," ujar Hasto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement