Selasa 16 Jan 2024 11:16 WIB

Penayangan Videotron dari Para Simpatisan Dihentikan Sepihak, Anies Angkat Bicara

Anies meminta agar semua pihak menghormati kebebasan berpendapat.

Rep: Eva Rianti/ Red: Teguh Firmansyah
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyapa simpatisan saat Jumpa Saksi AMIN dan Simpatisan di GOR Podomoro Natar, Lampung Selatan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyapa simpatisan saat Jumpa Saksi AMIN dan Simpatisan di GOR Podomoro Natar, Lampung Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menanggapi ihwal penayangan videotron gambar dirinya di Bekasi dan Jakarta yang berhenti tayang meski sudah dijadwalkan sepekan ke depan. Anies meminta agar semua pihak menghormati kebebasan berpendapat dan demokrasi. 

Anies menyampaikan tanggapan tersebut saat melakukan kegiatan kampanye di Sorong, Papua Barat, tepatnya di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Jempur.

 

Mulanya dalam konferensi pers atau doorstop di lokasi tersebut, awak media menanyakan tentang sambutan warga yang tidak hanya mengelu-elukan nama 'Anies' tetapi juga ada yang menyebut nama capres nomor urut 2 Prabowo Subianto. Lantas, dalam jawabannya, Anies justru menyinggung soal videotron, yang saat ini juga tengah jadi trending topic di X.

 

"Normal saja (tidak hanya namanya yang dielukan), justru inilah demokrasi. Yang berbahaya itu kan kalau melarang, kalau melarang bahkan kalau ada banner diturunkan, lalu ada videotron dilarang, nah itu baru masalah, tapi kalau mengungkapkan (mengelukan capres lain) justru kita hormati," kata Anies kepada wartawan, dikutip dari Jakarta, Selasa (16/1/2024). 

 

Lebih lanjut mengenai videotron yang dihentikan penayangannya, Anies menjelaskan bahwa pilpres merupakan pesta demokrasi. Sehingga seluruh rakyat berhak memiliki pandangan dan pilihan. 

 

"Jadi ketika ada yang mendatangi, mengungkapkan 'saya ingin milih calon yang lain', hormati. Dan ketika ada yang memasang videotron untuk mendukung pasangan nomor 1 ya dihormati, itu kan bagian dari demokrasi," ujarnya. 

 

Eks Gubernur DKI Jakarta tersebut menekankan bahwa seluruh pihak terutama orang-orang yang berkompetisi dalam pemilu mestinya benar-benar menjalankan demokrasi. Di antaranya dengan tidak melakukan hal-hal semisal pelarangan videotron. 

 

"Justru ujian, komitmen demokrasi salah satunya pada kesiapan menghormati yang berbeda, kalau tidak siap menghormati yang berbeda, maka dia tidak siap berdemokrasi," jelasnya. 

 

Sebelumnya diketahui, capres nomor urut 1 Anies Baswedan mendapatkan dukungan secara sukarela dari @aniesbubble dan @olpproject berupa tayangan videotron dirinya bergaya ala k-popers di kawasan Bekasi dan Jakarta. Namun, baru tayang beberapa jam, tayangan videotron tersebut dikabarkan tidak berlanjut, padahal dijadwalkan penanyangan selama sepekan ke depan. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement