REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor berita asal Amerika Serikat, Bloomberg menyebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai sosok penentu kemenangan calon presiden Indonesia periode 2024-2029 dalam kontestasi Pemilu 2024. Bloomberg dalam artikel berita berjudul "One Woman Holds Sway In Indonesia’s All-Men Presidential Race" menulis Khofifah akan memberi pengaruh signifikan dalam perolehan suara pasangan capres-cawapres yang didukung olehnya.
"Khofifah Indar Parawansa, gubernur Jawa Timur, provinsi terbesar kedua di Indonesia, menjadi sosok yang berperan penting dalam kemenangan seorang presiden. Sama seperti saat kemenangan Presiden Joko Widodo, dimana Jawa Timur, rumah bagi 31 juta pemilih dan merupakan daerah pemilihan tradisional, memberikan suara untuk Jokowi dalam dua pemilihan terakhir," tulis Bloomberg.
Dikatakan, dukungan yang dideklarasikan Khofifah kepada Prabowo sangatlah penting dalam mencapai target pemilu satu putaran. Terlebih ditengah derasnya isu koalisi yang akan dibentuk Anies Baswedan bersama Ganjar Pranowo guna mencegah terjadinya Pemilu satu putaran.
Prabowo, yang memperoleh suara sebesar 46,7 persen dalam sebuah survei pada tanggal 23-24 Desember oleh Indikator Politik Indonesia, ditulis Bloomberg, harus mendapatkan setidaknya 50 persen suara nasional untuk meneruskan kepemimpinan Jokowi. Jika tidak, maka dua kandidat teratas akan bertarung dalam pemilihan ulang.
Bloomberg mengatakan sebagai salah satu pemimpin senior di Nahdlatul Ulama, Khofifah memiliki pengaruh yang sangat luas, tidak hanya di Jawa Timur saja. Khofifah ditulis merupakan pemimpin organisasi sayap NU dengan jumlah 30 juta anggota yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia dan sejumlah negara luar. Dukungan Khofifah untuk Jokowi dianggap sebagai salah satu alasan kemenangannya yang mudah di Jawa Timur untuk masa jabatan kedua di tahun 2019.
Bloomberg mengutip pernyataan dosen President University Jakarta Ella S Prihatini yang mengatakan bahwa dukungan Khofifah kepada pasangan Prabowo-Gibran dapat memberi keyakinan kepada pemilih perempuan untuk ikut mendukung pasangan tersebut.
"Khofifah tentu saja memiliki kekuatan uniknya dalam menggalang dukungan publik selama pemilu. Pengalamannya yang panjang dan luas di dunia politik menempatkannya di antara para politisi papan atas yang memiliki pemilih tradisional di Jawa Timur," seperti dikutip dari Bloomberg.
Dalam artikel tersebut turut diulas rekam jejak Khofifah yang telah duduk menjadi anggota legislatif sejak tahun 1992 pada usia 27 tahun. Khofifah ditulis pernah menjadi wakil ketua parlemen dan juga menduduki jabatan-jabatan di kabinet.
Khofifah mengundurkan diri dari kabinet Jokowi sebagai Menteri Sosial pada tahun 2018 untuk mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa Timur dan menang setelah dua kali gagal. Khofifah menjadi gubernur perempuan pertama Provinsi Jawa Timur dan berhasil mengukir berbagai prestasi selama memimpin Jawa Timur.
Khofifah, tulis Bloomberg berhasil melakukan reformasi birokrasi dengan memangkas berbagai aturan birokrasi yang dinilai menghambat pembangunan, membuat berbagai kebijakan strategis selama pandemi Covid-19, dan gemar melakukan "blusukan" ke berbagai daerah di Jawa Timur.