Sabtu 20 Jan 2024 07:42 WIB

Soal Penjajakan Koalisi, Anies: Memang Kita Sudah Tahu Hasil Pemilunya?

Pengamat melihat adanya simbol kedekatan antara elite pendukung Anies dan Ganjar.

Rep: Eva Rianti/ Red: Teguh Firmansyah
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan saat mengunjungi landmark Welcome to Batam di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (18/1/2024).
Foto: Republika/ Eva Rianti
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan saat mengunjungi landmark Welcome to Batam di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (18/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Calon presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan memberi tanggapan mengenai adanya potensi buka komunikasi politik untuk penjejakan langkah berkoalisi. Anies berpendapat belum bisa membahas hal itu sampai pencoblosan pada 14 Februari 2024 mendatang. 

"Memang kita sudah tahu hasil pemilunya? Belum tahu. Darimana kita bisa berasumsi bahwa yang akan koalisi itu A dan B, mengapa tidak B dan C, mengapa tidak A dan C, kita tidak tahu," kata Anies usai menjalani kegiatan kampanye di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (19/1/2024). 

 

Anies meminta agar adanya asumsi-asumsi itu bisa diminimalisasi. Hal itu agar menghormati rakyat sebagai penentu pemilihan presiden. 

 

"Jadi menurut saya hormati rakyat dan cara menghormati rakyat adalah dengan menunggu keputusan rakyat, rakyat yang akan memutuskan pada tanggal 14 Februari, sesudah keputusan rakyat, itu ada baru kemudian kita bisa bicara tentang apa itu koalisi dan itu adalah antar partai, tapi kalau sekarang namanya spekulasi-spekulasi," tuturnya. 

 

Sebelumnya diberitakan, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menangkap adanya sinyal kedekatan antara kubu Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar dengan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Hal tersebut semakin diperkuat dengan pernyataan kedua elite pengusung pasangan calon nomor urut 1 dan 3 itu.

 

Dia menilai, ada dua hal yang memungkinkan kubu Anies dan Ganjar bersatu pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pertama, adanya persamaan nasib dari keduanya yang seakan dimarjinalkan secara politik.

 

"Pertama, bukan tidak mungkin jika ada dua putaran dua kubu ini bisa saling berkoalisi karena sama-sama merasa senasib sepenanggungan dimarjinalkan secara politik," ujar Adi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (16/1/2024).

 

Kedua, adalah kepentingan politik di parlemen yang dinilainya menjadi peluang keduanya bergabung. Pasalnya, komposisi kekuatan untuk kubu Anies dan Ganjar akan menjadi kekuatan yang sangat besar usai kontestasi nasional tersebut.

 

Jika benar terwujud, bergabungnya kubu Anies dan Ganjar akan menjadi kekuatan yang sangat besar yang melambangkan persatuan. Di dalamnya terdapat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasdem yang berada di posisi lima besar di parlemen.

 

"Andai ada dua putaran, kubu 1 dan 3, kalau nyata akan menjadi kekuatan dahsyat. Begitupun ketika mereka menyatu di parlemen akan jadi kekuatan yang juga hebat," ujar Adi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement