Selasa 23 Jan 2024 21:37 WIB

Kampanye di Sleman, Anies Ingin Mengembalikan Kebebasan Berbicara

Acara Desak Anies di Sleman membahas guru honorer, zonasi sekolah, hingga kurikulum.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Erik Purnama Putra
Capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan usai menghadiri acara Desak Anies di Rocket Convention Hall, Godean, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (23/1/2024).
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan usai menghadiri acara Desak Anies di Rocket Convention Hall, Godean, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (23/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mengembalikan kebebasan berbicara menjadi salah satu janji yang akan diperjuangkan capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan jika menang Pilpres 2024. Hal itu disampaikan Anies dalam acara 'Desak Anies' yang digelar di Rocket Convention Hall, Godean, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, Selasa (23/1/2024).

"Kami dari awal menegaskan akan mengembalikan kebebasan berbicara," kata gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tersebut.

Baca Juga

Anies menyebut, akan merevisi kebijakan yang menjadi penghambat kebebasan untuk berbicara jika nantinya terpilih sebagai presiden. Dia pun bertekad mengembalikan kebebasan berbicara, khususnya untuk mahasiswa. "Kampus-kampus dikembalikan kebebasan berbicaranya," ungkapnya.

Meski begitu, menurut Anies, sebelum mendapatkan kewenangan itu, pihaknya membuat ruang dialog untuk masyarakat bisa bertukar pikiran, seperti acara Desak Anies yang digelar di berbagai daerah. Hal itu sebagai bukti ia bisa bebas dikritik oleh siapa pun.

"Sebelum kami mendapatkan kewenangan, cara kami mengoreksi adalah dengan membuat ruang untuk orang bisa bertukar pikiran mengungkapkan pandangannya, dan menyampaikan apa yang menjadi concern atau aspirasinya," ucap Anies.

Eks rektor Universitas Paramadina itu pun mengomentari acara 'Desak Anies' yang lokasinya dipindah dari Yogyakarta ke Sleman, karena persoalan izin kegiatan. Anies menyikapi hal tersebut dengan santai. Bahkan, ia mengapresiasi antusiasme anak-anak muda yang tetap datang ke acara tersebut meski pindah lokasi.

Bahkan, Anies juga memuji pihak panitia yang bisa menyiapkan lokasi baru untuk digelarnya acara tersebut hanya dalam satu hari. Pasalnya, pemberitahuan terkait pencabutan izin di lokasi sebelumnya diberikan sehari sebelum acara digelar.

"Kami meyakini semua ada hikmahnya, jadi ketika dilakukan pembatasan-pembatasan ya udah dijalanin aja, dan anak-anak ini tangguh. Teman-teman Ubah Bareng ini yang menyelenggarakan, mereka menyelenggarakan ini dalam waktu satu malam coba, karena baru tadi malam dapat pemberitahuan. Jadi kami salut dan alhamdulillah acara lancar," ucap Anies.

"Jadi acaranya lancar walaupun persiapannya terbatas, dan buat yang berusaha untuk tidak memberikan kesempatan yakinlah bahwa rakyat akan terus mencari caranya agar kebebasan berbicara tetap ada jalan," kata Anies menambahkan.

Acara tersebut membahas banyak hal seputar pendidikan di Indonesia. Mulai dari permasalahan guru honorer, kebijakan zonasi dalam pendaftaran sekolah, hingga terkait kurikulum.

"Antusiasme teman-teman muda luar biasa. Saya merasa bangga betul bahwa Yogya sebagai Kota Pendidikan, anak-anak mudanya peduli dengan Indonesia, peduli untuk mendiskusikan soal pendidikan, dan yang mereka sampaikan adalah hal-hal penting untuk kepentingan orang banyak," jelas eks mendikbud tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement