REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran meminta semua relawan dan simpatisan menjaga kedamaian di tingkat akar rumput. Imbauan disampaikan untuk merespons peristiwa pemukulan tiga simpatisan Prabowo-Gibran oleh sejumlah orang yang diduga pendukung Ganjar-Mahfud.
"Temen-temen di bawah itu damai saja, tidak usah julid-julid, tidak usah tegang-tegang satu sama lain sampai tanggal 14 Februari (hari pencoblosan). Setelah 14 Februari kita akan lebih rileks," kata Wakil Ketua TKN, Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2024).
Habiburokhman menegaskan, pihaknya mendorong agar terwujud pemilu yang damai. Kendati begitu, dia tak memungkiri bahwa aksi pemukulan seperti di Bandung sangat mungkin terjadi akibat emosi yang muncul di lapangan.
Pendukung Prabowo-Gibran, kata dia, bisa saja menjadi korban kekerasan ataupun menjadi pelaku. Apabila peristiwa kekerasan terjadi, lanjut dia, maka harus direspons menggunakan pendekatan hukum, bukan kekerasan balasan.
"Harus direspons secara hukum terhadap siapapun yang memukul. Kalau relawan kami pukul orang, harus ditangkap, harus diproses, kami tidak akan lindungi. Kalau kami yang menjadi korban, pelakunya juga harus diproses secara hukum," kata Wakil Ketua Komisi III (bidang hukum) DPR RI itu.
Peristiwa pemukulan di Bandung itu terjadi pada Ahad (21/1/2024). Insiden bermula ketika tiga simpatisan pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran sedang berkendara menggunakan sepeda motor di Jalan Ibu Inggit Garnasih.
Saat bersamaan melintas sebuah bus berisi penumpang yang diduga pendukung pasangan calon nomor urut 3, Ganjar-Mahfud. Orang-orang yang berada di atas bus itu mengacungkan tiga jari.
Lantas, tiga simpatisan Prabowo-Gibran merespons dengan mengacungkan dua jari. Tak disangka, sejumlah orang yang berada di atas bus itu langsung turun dan memukuli tiga simpatisan Prabowo-Gibran tersebut.