Kamis 25 Jan 2024 16:25 WIB

Timnas Amin Mengaku tak Risau Elektabilitas di Posisi Terendah 

The Economist mencatat tren Prabowo naik karena meneruskan warisan Presiden Jokowi.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
alon presiden Anies Baswedan (tengah), Ganjar Pranowo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2023).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
alon presiden Anies Baswedan (tengah), Ganjar Pranowo (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) menanggapi ihwal hasil survei media asal Inggris, The Economist mengenai elektabilitas capres dalam Pilpres 2024 yang menempatkan pasangan Amin di posisi terendah. Timnas Amin mengaku tak gentar atas hasil survei tersebut dan menyebut hal itu jadi motivasi. 

"Sesuai dengan apa yang sering disampaikan Pak Anies, survei itu kalau di atas (elektabilitas unggul) kita syukuri, kalau kita di bawah (elektabilitas terendah) menjadikan motivasi bagi kita untuk berbuat yang lebih baik lagi," kata Anggota Dewan Pakar Timnas Amin, Achmad Djamaludin di Markas Pemenangan AMIN Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2024). 

Achmad menuturkan, pihaknya tidak terlalu resah atas hasil survei tersebut. Dia menekankan, pihaknya tetap berfokus pada upaya pemenangan Amin melalui sosialisasi, kampanye, dan diskusi atau dialog.

"Jadi tidak terlalu dirisaukan, tapi kita tetap harus berbuat seoptimal mungkin untuk mencapai kemenangan di pemilu ini," tuturnya. 

The Economist menerbitkan hasil survei terhadap calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2024. Berdasarkan survei yang dirilis Rabu (25/1/2024), capres Prabowo Subianto berada di posisi teratas dengan elektabilitas 50 persen. Angka itu unggul jauh dari capres Ganjar Pranowo dengan 23 persen maupun capres Anies di angka 21 persen.

The Economist menyebut persentase terendah Prabowo berada di angka 45 persen. Torehan elektabilitas itu unggul jauh dibandingkan persentase terendah Ganjar dengan 17 persen dan Anies 13 persen. 

Survei The Economist juga memaparkan potensi satu putaran lantaran persentase tertinggi Prabowo di angka 56 persen dibandingkan persentase tertinggi Ganjar dan Anies yang hanya 29 persen dan 28 persen. Gap antara Prabowo versus Ganjar dan Anies sangat jauh.

"Hasil survei menunjukkan Prabowo-Gibran meraih 50 persen, Ganjar-Mahfud dengan 23 persen dan Anies-Muhaimin dengan 21 persen," tulis temuan survei The Economist bertajuk ‘Siapa yang akan menjadi presiden Indonesia selanjutnya, dikutip pada Kamis (25/1/2024).

The Economist secara konsisten melakukan survei sejak Januari 2023. Menariknya, pada awal 2023, Ganjar menempati posisi pertama dengan 36 persen berbanding dengan Prabowo dan Anies yang sama-sama meraih 24 persen.

Namun, The Economist mencatat tren Ganjar yang terus merosot hingga Januari 2024 menjadi sebesar 23 persen. Pun dengan tren Anies yang juga turun menjadi 21 persen pada Januari 2024. 

Hal ini berkebalikan dengan laju positif yang diraih Prabowo. Meski sempat mengalami penurunan suara pada periode September hingga Oktober 2023, Prabowo mendapatkan tren kenaikan elektabilitas hingga awal 2024 menjadi 50 persen. Prabowo berjanji untuk menjaga warisan pembangunan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

"Prabowo juga menekankan paham Jokowinomics, yakni pembangunan berbasis infrastruktur dan berjanji akan lebih menekankan pada keamanan dan pertahanan untuk kebijakan luar negeri Indonesia," tulis The Economist.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement