Kamis 25 Jan 2024 20:01 WIB

Diwawancara Newsweek, Prabowo Tegaskan Terus Dukung Palestina

Jika jadi presiden RI, Prabowo mendukung Palestina di berbagai forum internasional.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto menegaskan bakal terus mendukung Palestina.
Foto: KPU RI
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto menegaskan bakal terus mendukung Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto menegaskan, dirinya akan terus mendukung Palestina di berbagai forum internasional jika terpilih menjadi presiden periode 2024-2029. Hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah saat ini.

"Kami akan terus mendukung hal ini di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), sebagai anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam), di setiap forum, dan segala cara yang kami bisa hingga konflik tersebut terselesaikan untuk selamanya," kata Prabowo sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Prabowo mengatakan hal itu saat wawancara dengan media asing Newsweek. Wawancara bertajuk 'Exclusive: The Ex-General Who Plans To Make the Largest Muslim Nation a World Power' diunggah di laman Newsweek pada Senin (8/1/2024).

Menurut Prabowo, perang yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina, merupakan tragedi yang harus dihentikan. Prabowo tidak sepakat dengan pendapat yang mengatakan bahwa perang merupakan cara Israel untuk memperjuangkan hak atau kemerdekaan atas tanah asalnya.

"Itu ilusi yang berbahaya jika kita berpikir bahwa perang ini akan mengubah segalanya bagi Israel," ujar menteri pertahanan (menhan) tersebut.

Prabowo menyebut, perang tersebut telah mengakibatkan lebih dari 20 ribu korban jiwa, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, perempuan, dan anak-anak. "Melalui pembunuhan dan penghancurannya, mereka (Israel) hanya menanamkan benih kebencian bagi seluruh generasi warga Palestina," ujarnya.

Oleh karena itu, Prabowo menekankan, perang harus segera dituntaskan sesuai parameter yang disepakati PBB. "Kita tahu dari sejarah bahwa selama pendudukan terus berlanjut, selama tidak ada Palestina merdeka, maka tidak akan ada perdamaian," kata eks panglima Kostrad tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement