REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN' tidak khawatir terhadap hasil survei The Economist yang menunjukkan tingkat elektabilitas AMIN terendah di angka 21 persen, jauh dari tingkat elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di angka 50 persen. Timnas AMIN menyakini kelangsungan program-program unggulan AMIN akan dapat mendongkrak elektabilitas Anies dan Cak Imin.
"Melihat hasil survei itu enggak perlu mengubah strategi karena kampanye-kampanye yang dilakukan Anies-Muhaimin bisa menggerakkan masyarakat untuk memilih AMIN," kata Juru Bicara (Jubir) Timnas Pemenangan AMIN Iwan Tarigan saat dihubungi, Kamis (25/1/2024) malam.
Iwan mengungkapkan salah satu upaya yang mampu menggerakkan masyarakat untuk memilih AMIN adalah lewat acara Desak Anies. Acara berkonsep diskusi dan dialog tersebut dinilai memiliki kekuatan tersendiri untuk menyerap simpati dan suara rakyat.
"Ada enam strategi kita yang enggak dimiliki calon lain. Salah satunya Desak Anies. Desak Anies termasuk strategi kampanye pergerakan rakyat," ujar Iwan.
Selain Desak Anies, strategi lainnya yakni adanya relawan yang militan, pemanfaatan media sosial, pemanfaatan media daring, dan kampanye positif.
"Lalu (strategi terakhir) Slepet Imin. Strategi itu saya kira dapat memenangkan Pilpres," tutur Iwan.
Sebelumnya diketahui, media asal Inggris, The Economist menerbitkan hasil survei terhadap calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu 2024. Berdasarkan survei yang dirilis Rabu (25/1/2024), Prabowo Subianto berada di posisi dengan 50 persen atau unggul jauh dari paslon Ganjar Pranowo dengan 23 persen maupun Anies Baswedan dengan 21 persen.
The Economist menyebut persentase terendah Prabowo berada di angka 45 persen atau unggul jauh dibandingkan persentase terendah Ganjar dengan 17 persen dan Anies dengan 13 persen.
Survei The Economist juga memaparkan potensi satu putaran lantaran persentase tertinggi Prabowo di angka 56 persen dibandingkan persentase tertinggi Ganjar dan Anies yang hanya sebesar 29 persen dan 28 persen.
“Hasil survei menunjukkan Prabowo-Gibran meraih 50 persen, Ganjar-Mahfud dengan 23 persen dan Anies-Muhaimin dengan 21 persen," tulis temuan survei The Economist bertajuk ‘Siapa yang akan menjadi presiden Indonesia selanjutnya, dikutip pada Kamis (25/1/2024).
The Economist secara konsisten melakukan survei sejak Januari 2023. Menariknya, pada awal 2023, Ganjar menempati posisi pertama dengan 36 persen berbanding dengan Prabowo dan Anies yang sama-sama meraih 24 persen.
Namun, The Economist mencatat penurunan tren Ganjar yang terus merosot hingga Januari 2024 menjadi sebesar 23 persen, pun dengan tren Anies yang juga turun menjadi 21 persen pada Januari 2024.
Hal ini berkebalikan dengan laju positif yang diraih Prabowo. Meski sempat mengalami penurunan suara pada periode September hingga Oktober 2023, Prabowo kembali mendapatkan tren kenaikan elektabilitas hingga awal 2024 menjadi 50 persen. Prabowo Subianto berjanji untuk menjaga warisan pembangunan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Prabowo juga menekankan paham Jokowinomics, yakni pembangunan berbasis infrastruktur dan berjanji akan lebih menekankan pada keamanan dan pertahanan untuk kebijakan luar negeri Indonesia,” tulis The Economist.