REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komika Dani Aditya mengungkap keresahannya tentang kelompok disabilitas yang dipandang sebelah mata saat menyuarakan hak politik mereka secara terbuka. Dalam unggahan video di akun instagram pribadinya, @daniaaditya, Jumat (26/1), Dani merasa prihatin atas kondisi tersebut dan menegaskan bahwa setiap orang memiliki hak politik yang sama, termasuk di dalamnya kelompok disabilitas.
“Giliran disabilitas mau bersuara aja, mau dibungkam oleh orang normal ✌️✌️✌️,” tulis Dani di instagramnya, dikutip Jumat (26/1/2024).
Ia kemudian bercerita, sejak kecil dirinya kerap mendapat perkataan yang tidak menyenangkan karena keterbatasan yang dimiliki.
“Dari kecil saya sudah biasa dibilangin, 'Disabilitas itu hidup aja sudah syukur, gak usah punya pilihan lah. Gak udah berbeda, ngikut aja sama yang normal',” sambungnya.
"Padahal, disabilitas itu juga bisa berkarya, punya prestasi dan punya hak yang sama dengan yang lainnya. Lagipula, kata siapa disabilitas gak bisa apa-apa?," kata Dani sambil menunjukkan aksi roll depan seraya berpose 2 jari dan diiringi lagu 'Oke Gas 2'.
Dani mengatakan saat ia menyuarakan pilihan politiknya, tidak sedikit warganet yang memberikan sindiran, bahkan menyebut Dani sebagai buzzer; dibayar oleh pihak tertentu; hingga menuliskan kata-kata yang kurang pantas di kolom komentar instagramnya, seperti ‘Yahh pantesan putusan MK catat, pendukungnya ikutan cacat’ dan ‘Makin lumpuh Bang klo dukung 02’.
Unggahan video Dani sontak mendapat respons beragam dari warganet. Mayoritas dari mereka setuju jika kelompok disabilitas juga memiliki hak yang sama dalam politik, termasuk didalamnya menyuarakan dan menentukan sendiri arah dukungan untuk pasangan calon presiden serta calon wakil presiden sesuai hati nurani.
Sebagai informasi, Dani merupakan komika yang mengidap cerebral palsy sejak lahir, namun kondisi tersebut semakin parah ketika ia mengalami kecelakaan mobil pada usia 5 tahun. Dani harus duduk di kursi roda untuk menjalani kegiatannya sehari-hari.