Jumat 26 Jan 2024 22:51 WIB

Kardinal Suharyo Bertemu Prabowo: Intinya adalah Persatuan dan Kerukunan

Prabowo menyampaikan itikadnya yang fokus pada persatuan dan kerukunan jelang pemilu

Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto usai menghadiri acara Deklarasi Nasional Aliansi Advokat Indonesia di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (26/1/2024). Aliansi Advokat Indonesia resmi mendukung serta turut memperjuangkan pasangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.
Foto: Republika/Prayogi
Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto usai menghadiri acara Deklarasi Nasional Aliansi Advokat Indonesia di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (26/1/2024). Aliansi Advokat Indonesia resmi mendukung serta turut memperjuangkan pasangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo bersama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jalan Cut Meutia 10, Jakarta Pusat, Jumat (26/1).

Dalam pertemuan itu, Kardinal Suharyo mengatakan bahwa Prabowo menyampaikan itikadnya yang fokus pada persatuan dan kerukunan jelang pemilu 2024.

"Yang disampaikan oleh Bapak Prabowo Subianto tadi intinya semuanya adalah kesatuan. Di bawah judul kesatuan itu ada sekian banyak hal: pemilu jujur, dikatakan oleh Bapak Prabowo sendiri, yang baik, adil dan sebagainya," ujar dia. 

Kardinal Suharyo pun menyampaikan kepada Prabowo bahwa ranah gereja Katolik adalah iman. Oleh sebab itu, ia mendorong seluruh umat khususnya Katolik untuk mengedepankan kebaikan bersama.

"Harapannya pasti tadi saya sudah menyampaikan kepada Bapak Prabowo, kami sebagai bagian dari gereja Katolik wilayah kami adalah iman, tidak yang lain-lain. Berdasarkan inspirasi iman itu, mendorong seluruh umat Katolik khususnya dalam fungsi dan peranan yang berbeda-beda, berjuang untuk kebaikan bersama," imbuh dia. 

Suharyo pun menekankan bahwa atas nama pimpinan gereja Katolik, tidak boleh ada satu pun yang berpihak ke salah satu paslon karena tugas utamanya adalah mempersatukan. Pihaknya juga akan mendukung siapapun yang terpilih melalui proses dan hukum yang berlaku.

"Jadi didalam gereja Katolik pilihan politik itu bermacam-macam dan kami pimpinan-pimpinan gereja tidak boleh berpihak karena tugas kami mempersatukan. Nanti kalau berpihak lalu fungsi pemersatu itu hilang," imbuh dia. 

"Kami akan mendukung siapapun yang akan terpilih lewat proses yang memang sudah diatur oleh undang-undang," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement