REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ganjarist Kris Tjantra mengaku enggan mengomentari lebih lanjut soal ucapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut presiden boleh berpihak pada Pemilu. Dia menegaskan, fokusnya saat ini hanya ada pada pemenangan capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Kami tidak mau menanggapi apakah presiden boleh kampanye dan berpihak pada salah satu capres cawapres. Saat ini fokus kami bagaimana bisa memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud di semua wilayah di seluruh Indonesia," ujar Kris dalam keterangannya, Sabtu (27/1/2024).
Dia mengatakan, dengan berpihak atau tidak berpihaknya presiden secara langsung mendukung salah satu paslon tidak menyurutkan semangat Ganjarist dalam memenangkan Ganjar-Mahfud. Dia menuturkan, sejatinya soal boleh-tidaknya presiden memihak pada pemilu berdasarkan UUD 1945 tidak diperbolehkan kecuali sebagai petahana.
"Maka sesuai UU Pemilu, presiden boleh berkampanye dengan dua syarat, yaitu: mengajukan cuti atas biaya sendiri dan selama kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara sebagai presiden," ungkap dia.
Kris juga menambahkan, netralitas ASN merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga integritas dan profesionalisme ASN dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Sebab itu, ASN harus tetap netral dan tidak terlibat dalam kegiatan politik yang bertentangan dengan perannya sebagai pelayan masyarakat.
"Dan sampai saat ini, di setiap harinya Ganjarist di seluruh Indonesia terus turun ke lapangan dan akar rumput menyosialisasikan program Mas Ganjar dan Pak Mahfud demi menarik suara sebanyak-banyaknya," jelas dia.
Di setiap agendanya, lanjut Kris, relawan Ganjarist kerap kali mengumpulkan warga untuk melakukan kampanye dan melakukan canvasing yang selalu di update setiap harinya. "Dengan kerja-kerja dan semangat yang dimiliki, Ganjarist meyakini pasangan Ganjar-Mahfud akan menang satu putaran pada Pilpres 2024 ini," jelas Kris.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
