REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI mengakui masih kesulitan mengusut kasus karung beras Badan Urusan Logistik (Bulog) dipasangi stiker pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Bawaslu kesulitan melakukan penelusuran karena hanya bermodalkan satu foto yang viral di media sosial.
“Di mana dan bagaimananya kan masih belum jelas, apakah kemudian foto itu didapat A dan B, atau kemudian benarkah foto demikian? Atau bagaimana kan kita enggak ngerti juga,” kata Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja di Kantor DKPP, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2024).
“Kan sampai sekarang agak sulit ya untuk itu (melakukan penelusuran),” kata Bagja menambahkan.
Bawaslu, kata dia, kini masih berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengungkap kasus ini. “Makanya kami lagi telusuri di teman-teman Kementerian Sosial dan BUMN,” ucapnya.
Bagja menambahkan, tak tertutup kemungkinan Bawaslu memanggil pengunggah foto beras bulog berstiker Prabowo-Gibran itu. “Kalau sudah ada temuannya,” ujarnya.
Sebelumnya, viral foto karung beras Bulog berstiker Prabowo-Gibran diterima seorang warga di masa kampanye Pemilu 2024. Beras itu disebut merupakan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) produksi Perum Bulog.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menegaskan bahwa mereka tidak pernah menempelkan stiker tersebut. Stiker itu diyakini ditempel oleh lawan politik untuk memfitnah Prabowo-Gibran.
"Dengan ini, kami sampaikan tidak benar bahwa kalau ada tuduhan bahwa kami yang memasang stiker tersebut lalu menjadikan beras tersebut sebagai komoditas politik untuk menguntungkan kami," kata Wakil Ketua TKN, Habiburokhman saat konferensi pers di Media Center TKN, Jumat (26/1/2024).