Selasa 30 Jan 2024 13:54 WIB

Sekjen Pandawa Lima: Gibran Dikira Cupu, Padahal Suhu

Ryano Panjaitan membeberkan banyak prestasi Gibran selama menjadi wali kota Solo.

Relawan Pandawa Lima menerima dukungan deklarasi ribuan guru ngaji Kota Surakarta kepada pasangan Prabowo-Gibran.
Foto: Republika.co.id
Relawan Pandawa Lima menerima dukungan deklarasi ribuan guru ngaji Kota Surakarta kepada pasangan Prabowo-Gibran.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Relawan Pandawa Lima menggelar acara khusus saat menerima dukungan dan deklarasi ribuan guru ngaji se-Surakarta Jawa Tengah mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Raka Bumi Raka di Kota Solo pada Ahad (28/1/2024) malam WIB.

Sekjen Pandawa Lima, Ryano Panjaitan menjelaskan, ekonomi Kota Solo sebelum dipimpin Wali Kota Gibran Rakabuming Raka pertumbuhannya minus 1,74 persen. Kini, setelah Gibran memimpin, ekonomi tumbuh 6,25 persen. Dia menilai, kinerja Gibran selama di Solo tidak boleh dipandang remeh.

"Kota Solo di bawah Gibran, Index Pembangunan Manusia (IPM)-nya 83 atau 8 jauh lebih tinggi dari IPM Jawa Tengah di 72, bahkan jauh lebih tinggi dari IPM DKI Jakarta yang hanya 81,6," kata Ryano dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Ryano yang juga Ketua Umum DPP KNPI menjelaskan, kepedulian Gibran kepada UMKM dibuktikan dengan membawa produknya lebih dari 1.200 item untuk mengikuti pameran di Kota Paris, Prancis. Gebrakan Gibran itu sengaja untuk memasarkan dan mengenalkan UMKM asal Solo ke dunia internasional

Selain itu, kata Ryano, Solo juga dapat penghargaan sebagai kota terbersih dan penghargaan karena sistem kesehatannya murah yang terjangkau oleh masyarakat. "Jika Gibran berhasil di Solo, kenapa tidak di bawah ke tingkat nasional kepemimpinannya," ucap alumnus Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir ini.

Dia mengakui, mungkin orang di luar sana mengenal Gibran sebagai sosok cupu. Ternyata, prestasinya selama di Solo menunjukkan yang bersangkutan sebagai suhu.

"Dan yang patut disyukuri di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi hari ini sangat di segani dimata dunia internasional. Indonesia cepat pulih dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, di mana masih ada 91 negara yang masih jadi pasien International Monetary Fund (IMF) karena belum keluar dari krisis ekonomi," kata Ryano.

Selain itu, Ryano juga mengkritik balik capres Anies Rasyid Baswedan yang memberi nilai jeblok kepada Menhan Prabowo Subianto di angka 11 dari 100. "Indonesia pertahanannya nomor 1 di Asia Tenggara, nomor 7 di Asia, dan nomor 13 di dunia. Kinerja yang mengkilap dari Pak Prabowo ini salah besar jika hanya di nilai 5 atau 11 dari 100 oleh Anies", ucap Ryano.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement