Selasa 30 Jan 2024 18:53 WIB

Bela Gibran, Nusron Sentil Balik Muhaimin: Daripada Berlindung di Balik Kardus Duren

Nusron menilai wajar anak muda berlindung kepada orang yang lebih tua.

Rep: Febryan A/ Red: Teguh Firmansyah
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid saat diwawancarai wartawan di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024).
Foto: Republika/Febryan A
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid saat diwawancarai wartawan di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid merespons sindiran yang dilontarkan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar yang menyebut cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka "bersembunyi di balik ketiak opa-opa" terhadap kritikan yang muncul saat debat.

"Daripada Mas Muhaimin berlindung di balik kerdus duren," kata Nusron kepada wartawan di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024).

Baca Juga

Nusron mengatakan, wajar anak muda berlindung kepada orang yang lebih tua. Gibran diketahui berusia 36 tahun. Menurutnya, lebih baik berlindung kepada orang tua dibanding kepada "kardus duren".

"Yang namanya anak muda ya berlindung sama yang tua. Kalau Pak Muhaimin berlindung sama kardus durennya. Udah gitu aja (tanggapan saya), terjemahin aja sendiri," kata politikus Partai Golkar itu.

'Kardus durian' merupakan penamaan terhadap kasus korupsi Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT) di Papua pada 2011. Kasus ini mengaitkan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang saat itu dipimpin oleh Muhaimin Iskandar. 

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ketika itu menangkap dua anak buah Muhaimin yang merupakan pejabat di Kemenakertrans. KPK juga mencokok seorang pihak swasta usai pelaku mengantarkan kardus durian berisikan uang Rp 1,5 miliar ke Kantor Kemenakertrans.

Uang tersebut merupakan tanda terima kasih karena PT Alam Jaya Papua telah diloloskan sebagai kontraktor DPPID di Kabupaten Keerom, Teluk Wondama, Manokwari, dan Mimika, dengan nilai proyek Rp 73 miliar.

Belasan tahun sejak kasus itu mencuat, KPK bisa membuktikan keterlibatan Muhaimin alias Cak Imin dalam kasus 'kardus durian'. Imin kini menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan.

Dalam debat antarcawapres pada 21 Januari 2024 lalu, Imin adu argumen dengan Gibran perihal hilirisasi nikel dan dampak buruk ekologis. Beberapa hari usai debat, Menko Marves Luhut Panjaitan membantah pernyataan Imin yang menyebut program hilirisasi dilakukan dengan cara ugal-ugalan dan tidak memberikan manfaat kepada masyarakat.

Merespons Luhut, Imin menyebut Gibran berlindung di balik ketiak opa-opa. "Kalau kamu yang debat sama saya, ya, kamu yang harus bantah. Jangan minta tolong orang lain untuk membantah pendapat saya. Jangan pernah ngaku pemuda kalau kamu bersembunyi di balik ketiak para opa-opa yang lain," kata Imin di Jakarta, Ahad (28/1/2024).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement