Ahad 04 Feb 2024 20:44 WIB

Anies: Bansos Bukan untuk Kepentingan yang Memberi, Tapi yang Diberi

Capres Anies juga menyindir hanya segelintir orang yang menguasai perekonomian.

Rep: Eva Rianti/Ali Mansur/ Red: Erik Purnama Putra
Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan.
Foto: Republika.co.id
Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan menyentil mengenai pembagian bantuan sosial (bansos) dalam pemaparan yang disampaikan di debat terakhir Pilpres 2024. Anies mengingatkan, bansos dibagikan bukan untuk kepentingan yang memberikan.

 

Dalam sebat pamungkas bertemakan kesehatan, pendidikan, hingga inklusi itu, Anies menyampaikan bahwa yang diinginkan oleh rakyat adalah hidup sehat, diberi pertolongan cepat saat sakit, tumbuh cerdas dengan biaya terjangkau serta keluarga sejahtera karena upahnya layak.

 

"Dan bila membutuhkan diberikan bansos sesuai kebutuhannya, bansos plus. Bukan memberikan bansos untuk kepentingan yang memberi, tapi kepentingan yang diberi. Dan warga negara bangga dengan negaranya karena dijaga budaya dan etikanya dijaga tinggi," kata Anies dalam debat di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Ahad (4/2/2024) malam WIB.

 

Anies menekankan soal keadilan dan persatuan dibutuhkan oleh rakyat. Dia menuturkan perlunya upaya menyejahterakan rakyat dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat, bukan pribadi, golongan, ataupun keluarga.

 

"Ketika menjalankan amanat, maka kami akan menjalankan prinsip ngadek sacekna nilas saplasna, konsisten ucapan dan perbuatan menjunjung kejujuran dan kearifan," tutur gubernur DKI periode 2017-2022 itu.

 

Selain itu, Anies juga menyinggung perihal ketimpangan atau ketidaksetaraan ekonomi yang terjadi di Tanah Air. "Bila butuh diberikan bansos plus bukan bansos untuk kepentingaan yang memberi, tapi untuk kepentingan orang yang diberi," kata Anies.

Selain itu, Anies juga menyindir hanya segelintir orang yang menguasai perekonomian. Sementara itu sekitar 45 juta orang masih belum memiliki pekerjaan yang layak. Sehingga, kata dia, fenomena ketimpangan yang saat ini terjadi sangat membahayakan.

"45 juta orang belum kerja layak. Bicara jaminan sosial, lebih dari 70 juta orang belum punya jaminan sosial. Bicara pendidikan jauh dari kota terpencil. Masa depan suram, kemampuan tinggi kesempatan tidak ada," ucap Anies.

Adapun tema besar debat kelima ini adalah kesejahteraan sosial, pembangunan SDM, dan inklusi. Adapun sub temanya adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, kesejahteraan sosial, dan inklusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement