Rabu 07 Feb 2024 18:35 WIB

Ganjar Pranowo Juluki Wiranto, Luhut, dan Agum Jenderal Mencla-mencle

Tiga jenderal itu dulu berseberangan, kini malah mendukung capres Prabowo Subianto.

Rep: Muhammad Alfian Noor Choir/ Red: Erik Purnama Putra
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengkritik tiga jenderal di kubu Prabowo Subianto.
Foto: Republika/Alfian Choir
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengkritik tiga jenderal di kubu Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyinggung adanya sosok jenderal yang mencla-mencle atau tidak konsisten pada Pemilu 2024. Hal itu karena mereka mendukung capres nomor urut 2, Prabowo Subianto yang dimusuhi pada Pemilu 2014 dan 2019.

Hal itu disampaikan Ganjar saat menghadiri acara deklarasi dari purnawirawan TNI-Polri di De Tjolomadoe, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (7/2/2024). Ganjar awalnya menceritakan bagaimana dirinya dididik oleh orang tuanya yang berlatar belakang polisi.

"Orang tua saya mengajarkan biasakan diri disiplin anak militer anak Brimob anak polisi. Biasakan satu pikiran, perkataan dan perbuatan jangan jadi orang yang mencla-mencle, itu almarhum orang tua saya yang mengajarkan," kata Ganjar dalam sambutannya, Rabu. 

Setelah itu, Ganjar juga menceritakan bagaimana sosok orang tuanya yang pernah ditugaskan untuk operasi penumpasan PRRI di Jambi. Dia menegaskan, dirinya adalah anak patriot. 

“Orang tua sayalah yang menumpas PRRI, saya bukan anak pemberontak, saya anak patriot republik ini. Ketika kemudian republik ini berjalan, sejarah demi sejarah kita lalui maafkan saya kepada orang tua saya memberi dua catatan," ucap Ganjar.

Eks gubernur Jateng itu sempat pula menyinggung soal bagaimana perbedaan sikap dari sosok purnawirawan jenderal pada pemilu sekarang dibandingkan 2014. Dia balik menyindir bahwa sosok jenderal tersebut kini ada di kubu sebelah. Namun, ia tak menyebut rinci di mana kubu tersebut.

"Dua pemilu lalu, jenderal bintang empat mengatakan ‘dia saya yang pecat’ begitu katanya. Satu dalam diskusi kecil disampaikan, 'Bagaimana orang memilih itu, catatan sejarahnya begini, psikologinya begini dan dipecat',” katanya. 

"Rekan satu lagi mengatakan ‘hay pensiunan TNI, Anda bodoh kalau memilih orang yang kita pecat’. Dan tiga-tiganya orang yang ngomong itu sekarang berada pada kubu di sana," kata Ganjar menambahkan. 

Ganjar kembali menegaskan, dirinya sebagai anak patriot tidak dididik untuk mencla-mencle. Dia mengakui, cukup panas ketika membicarakan topik tersebut. "Maaf sebagai patriot sejati saya tidak diajari untuk mencla-mencle. Kalau sudah gini, darah saya mulai mendidih Ini," kata Ganjar. 

"Dunia digital sangat modern hai orang orang tua kami, adakah omonganmu bisa dipercaya dari generasi muda ini, hai orang tua kami, cicit kami tidak mau mencatat sejarah kakeknya mencla-mencle, hanya karena apa? Jabatan hanya karena apa? Uang, maaf, maaf," ucap Ganjar menegaskan.

Sementara itu, ketika ditanya awak media siapa sosok tiga jnderal tersebut, Ganjar akhirnya menyebutkan tiga nama. Di antaranya, Jenderal (Purn) Wiranto, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, dan Jenderal (Purn) Agum Gumelar. Ketiga orang itu dulunya memusuhi Prabowo.

Kini, Wiranto dan Agum bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Sedangkan Luhut sudah menyatakan dukungan kepada paslon nomor urut 2 tersebut.

“Waktu 2019 kita dalam satu kubu mereka menyuarakan itu, dan itu jenderal, kalau hari ini dia menarik dukungan, sesuatu yang tidak bisa saya jadikan panutan dengan disiplin yang diajarkan keluarga saya, anda ternyata mencla-mencle anda bukan panutan saya," kata Ganjar.

"Kalau saya lihat kubunya ada Pak Wiranto, ada Pak Agum Gumelar, dan terakhir Pak Luhut kalau tidak salah beliau menyampaikan dukungan. Dan beliau-beliau ada rekamannya semua menyampaikan itu, meski hak politiknya saya hormati," kata Ganjar menegaskan.

Ganjar juga sempat mempertanyakan apakah pernyataan yang pernah dilontarkan ketiga sosok tersebut tentang Prabowo akan dikoreksi di kemudian hari. Hal itu lantaran pernyataan mereka terkait masa lalu Prabowo dicopot dari posisi panglima Kostrad.

"Tapi apakah ketiga beliau akan mengoreksi omongan yang pernah dilakukan dulu, kalau jawabanya iya, silakan dikoreksi dengan alasanya, kalau tidak orang pasti akan melihat yang lain," katanya mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement