Kamis 08 Feb 2024 19:57 WIB

Bersih-Bersih Limbah APK Setelah Masa Kampanye

Kegiatan ini untuk mengembalikan keasrian lingkungan.

Kolaborasi relawan dan komunitas membersihkan alat peraga kampanye.
Foto: Dok Republika
Kolaborasi relawan dan komunitas membersihkan alat peraga kampanye.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam upaya mengembalikan keasrian Jakarta Selatan dari pencemaran Alat Peraga Kampanye (APK), sebuah kolaborasi terbentuk antara komunitas Langit Biru Pertiwi, relawan Progresif, komunitas Penguin, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Ronny Talapessy dan beberapa pemangku kepentingan lainnya.

Inisiatif ini, digagas oleh Nadia Mulya dari Langit Biru Pertiwi bersama para pegiat lingkungan lainnya dari relawan komunitas yang bergabung pada kampanye ini. Langit Biru Pertiwi sejak 2016 rutin menggelar aksi beach clean up maupun bersih-bersih lokasi lainnya serta mengedukasi masyarakat terkait pelestarian lingkungan dan mitigasi dampak climate change.

Baca Juga

“Di sini kami berkumpul bukan untuk partai atau paslon tertentu, tetapi untuk bumi. Kami terganggu melihat banyaknya limbah APK yang berserakan. Inilah saatnya kita bersatu, tidak hanya mengembalikan kebersihan, tapi juga mengubah limbah menjadi sesuatu yang berguna," ujar Nadia, Kamis (8/2/2024).

Kegiatan ini jelasnya bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih sehingga menciptakan suasana kondusif menjelang Pemilu.

"Jelang Pemilu maka mari kita bersih-bersih APK demi suasana kondusif bangsa," tuturnya.

Sekretaris Humas Progresif, Andrian Wanabakti Cader menjelaskan, kegiatan pembersihan ini merupakan arahan dari direktur Nasional Progresif, Dr. Eka Sastra untuk menyebarkan kampanye hijau sebagai bentuk tanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan pasca pemilu.

"Kami terlibat pada aksi Kampanye Hijau ini karena resah melihat banyaknya APK yang mengotori jalan-jalan, pantai hingga pohon," jelas Andrian.

Ia menambahkan selain mengumpulkan limbah APK, mereka akan mengundang masyarakat dan media untuk memberikan eksposur yang luas sehingga publik dapat terlibat terhadap aktivitas lingkungan di sekitar mereka.

"Dengan mengundang masyarakat luas dan media, kami ingin menunjukkan bahwa kolaborasi ini bukan hanya tentang pembersihan, tapi sebuah gerakan untuk kesadaran lingkungan," jelas Andrian dari relawan dari Progresif.

Salah satu inovasi yang diperkenalkan dalam kampanye ini adalah penggunaan limbah APK menjadi produk daur ulang yang bernilai. 

"Kami terinspirasi oleh pesan Alm. Bapak Doni Monardo, 'Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita'. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mengubah limbah APK menjadi tote bag yang akan digunakan dalam aksi ini," terang Andrian.

Hasil limbah APK akan dibawa ke lokasi pengolahan lebih lanjut dan dibuat menjadi tote bag serta Gate BNPB dari material daur ulang, sebagai simbol perlindungan dan kepedulian terhadap lingkungan.

Untuk lebih lanjut mengenai kampanye ini dan bagaimana masyarakat dapat berpartisipasi, ikuti tagar #KitaJagaAlamJagakita dan @progresif.idn dan @langitbirupertiwi di media sosial.

Mantan kuasa hukum Bharada E pada kasus Sambo, Ronny Talapessy ikut terlibat pada Kampanye Hijau ini karena mengaku terpanggil membersihkan lingkungan Jakarta dari APK partai.

"Kampanye ini merupakan langkah awal dari serangkaian aktivitas yang kami sepakati untuk mengedukasi publik tentang pentingnya sustainability dan pengelolaan limbah kampanye, baik saat pemilu maupun setelah pemilu," ujar Ronny.

Ronny menambahkan dengan kerja sama antar pemerintah, komunitas dan relawan serta dukungan masyarakat luas. Jakarta diharapkan tidak hanya lebih bersih, tapi juga menjadi contoh nyata masyarakat di Indonesia.

"Kita jangan berhenti dari bersih-bersih APK saja kalau perlu gerakan bersama untuk keberlanjutan serta kampanye hijau dilangsungkan dimanapun dan kapanpun di Indonesia," ujar Ronny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement