REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terbaru yang dilakukan LSI Denny JA menemukan bahwa elektabilitas pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud tak lagi yang tertinggi di Jawa Tengah. Padahal, provinsi tersebut merupakan 'kandang banteng' atau basis pemilih PDIP, partai yang mengusung Ganjar-Mahfud.
Peneliti Senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menjelaskan, elektabilitas Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah sebesar 39,9 persen. Peraih elektabilitas tertinggi di provinsi tersebut adalah pasangan Prabowo-Gibran, yakni 48,6 persen. Adapun pasangan Anies-Muhaimin elektabilitasnya di sana hanya 10,6 persen.
"Dari data ini, tampak Ganjar-Mahfud kalah di kandang sendiri, kalah di kandang banteng di Jawa Tengah," kata Adjie saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Jumat (9/2/2024).
Adjie menjelaskan, Ganjar-Mahfud kalah di Jawa Tengah karena terjadi kenaikan dukungan terhadap pasangan Prabowo-Gibran di sana dalam beberapa bulan terakhir. Elektabilitas Prabowo awalnya 11,4 persen di Jawa Tengah pada September 2023 (sebelum Gibran diputuskan menjadi cawapres pendampingnya).
"Ada peningkatan kurang lebih 37,2 persen dari September 2023 ke Februari 2024. Jadi ada kenaikan signifikan elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Tengah," ujarnya.
Secara nasional, kata Adjie, elektabilitas Prabowo-Gibran juga unggul dibanding dua kompetitornya. Tingkat keterpilihan Prabowo-Gibran 53,5 persen, Anies-Muhaimin 21,7 persen, dan Ganjar-Mahfud 19,2 persen. Lalu, ada 5,5 persen responden tidak menjawab/rahasia.
"Dengan elektabilitas 53,5 persen, artinya Prabowo-Gibran terbuka peluangnya untuk menang di Pilpres 2024 pada 14 Februari nanti dengan satu putaran saja," ujar Adjie.
Survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024. Survei dilakukan lewat wawancara tatap muka terhadap 1.200 yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling). Toleransi kesalahan atau margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
