Sabtu 10 Feb 2024 12:45 WIB

Puan Jelaskan Maksud Megawati Singgung Program Bansos Jelang Pemilu

Puan menegaskan bansos tak bisa diklaim untuk memenangkan salah satu paslon.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Andri Saubani
Ketua DPP PDIP Puan Maharani beri tanggapan apakah sambutan Megawati ditujukan untuk menyindir Jokowi atau tidak, Sabtu (10/2/2024).
Foto: Republika/Alfian Choir
Ketua DPP PDIP Puan Maharani beri tanggapan apakah sambutan Megawati ditujukan untuk menyindir Jokowi atau tidak, Sabtu (10/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Ketua DPP PDIP Puan Maharani memberikan respons terkait pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri saat sambutan di Hajatan Rakyat yang menyinggung soal program bantuan sosial (bansos). Menurut Puan, bansos adalah hak rakyat dan pemerintah wajib memberikan sebagai salah satu cara mengentaskan dari kemiskinan.

"Saya hanya mengatakan bahwa bansos adalah hak rakyat dipakai menggunakan uang rakyat dan pemerintah harus dan wajib memberikan bansos untuk kesejahteraan rakyat dan mengentaskan kemiskinan," kata Puan, Sabtu (10/2/2024). 

Baca Juga

Oleh sebab itu, Puan menegaskan bansos tak bisa diklaim untuk memenangkan salah satu paslon di pemilu 2024 mendatang. "Jadi tidak bisa diklaim untuk memenangkan salah satu calon," katanya. 

Sebelumnya, Megawati mengingatkan, program bansos berasal dari rakyat yang tak boleh diklaim segelintir orang atau kelompok. Jangan sampai masyarakat memilih pemimpin karena diberikan bansos. 

"Ingat, jadi apa artinya? Jangan kesemsem milih orang hanya dikasih bansos, hanya dikasih beras 10 kilo, langsung klenger," ujar Megawati dalam orasinya di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).

 

Anggaran untuk program bansos juga berasal dari negara yang dihimpun dari masyarakat. Namun, ia melihat ada praktik-praktik yang memanfaatkan kebijakan tersebut untuk kepentingan elektoral.

"Loh kok kesemsem hanya dikasih gitu, langsung milihnya yang ngasih beras itu, nanti kita pilih. Padahal pemilu ini hanyalah proses untuk mencari pemimpin yang benar, pemimpin yang benar," ujar Megawati.

Ia kemudian menyinggung kembali intimidasi kepada rakyat yang dilakukan oleh oknum aparat negara. Tegasnya, jangan memilih pemimpin yang menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan.

 

Terakhir, ia menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara demokratis yang sudah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa. Tujuan pemilu yang pertama kali digelar pada 1955 juga memiliki tujuan utama untuk menghadirkan negara yang adil dan sejahtera untuk rakyatnya.

 

"Kalau menang kita pesta besar, betul, merdeka, merdeka, merdeka! Menang, menang, menang! Satu putaran," ujar Presiden ke-5 Republik Indonesia itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement