Ahad 11 Feb 2024 22:27 WIB

Habib Mohsein: Prabowo-Gibran Paling Oke di Kampanye Akbar, Penuh Kebahagiaan

Prabowo - Gibran semakin meraih dukungan.

Suasana kampanye akbar Prabowo dan Gibran di GBK
Foto: dok web
Suasana kampanye akbar Prabowo dan Gibran di GBK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampanye akbar pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo-Gibran mendapatkan apresiasi dan simpati banyak orang. Dari berbagai daerah mereka datang untuk menunjukkan keberpihakannya kepada pasangan tersebut agar melanjutkan kepemimpinan dan pembangunan yang sudah berjalan.

Ketua Umum  Assosiasi Bursa Kerja Indonesia (ABKI) dan salah satu relawan militan Dewan Pakar Ndaru Habib Mohsein Bedegel berpendapat bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, unggul dalam kampanye akbar atau kampanye pamungkas pada Sabtu (10/2/2024). 

Baca Juga

Dalam kampanye 02 yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta itu, menurut dia, pasangan Prabowo-Gibran yang paling dewasa.”Tidak ada sindir-menyindir, dan mengubah lirik shalawat kayak di tempat lain, oke banget kemarin di GBK,” kata Habib Mohsein.

Apalagi, acara di GBK penuh dengan hiburan.”Pak Prabowo menutup pidatonya dengan doa, ini luar biasa. Semua bahagia, ada joget, ada doa, penuh khidmat jadi satu,” ucapnya.

Habib Mohsein juga menyoroti pemimpin doa dalam acara di GBK tersebut. Untuk diketahui, Pengasuh Majelis Taklim Al-Habsyi Kwitang Jakarta Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi yang memimpin doa di hadapan sekitar 600 ribu pendukung Prabowo-Gibran.

“Alhamdulillah tokoh-tokoh tanpa henti mendukung perjuangan kami, ini luar biasa,” katanya.

Untuk diketahui, Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi adalah keturunan dari Habib Ali Kwitang (20 April 1870 – 13 Oktober 1968). Habib Ali Kwitang adalah salah seorang tokoh penyiar agama Islam terdepan di Jakarta pada abad 20. Ia juga pendiri dan pimpinan pertama pengajian Majelis Taklim Kwitang yang merupakan satu cikal-bakal organisasi-organisasi keagamaan lainnya di Jakarta. 

Habib Ali juga disebut-sebut berperan dalam kemerdekaan. Dalam suatu sejarah, Presiden Soekarno meminta pendapat kepada Habib Ali Kwitang terkait waktu pelaksanaannya.

Habib Ali menentukan tanggal 17 Agustus 1945 M yang tepat pada 9 Ramadan 1364 H sebagai hari untuk membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini juga dikatakan oleh Ketua PWNU DKI Kiai Samsul Ma'arif.

“Habib Ali Kwitang kala itu yang menentukan hari dan waktu proklamasi kemerdekaan Indonesia,” katanya seperti dilansir dari NU Online, Senin (15/8/2022).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement