REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Lolly Suhenty, mengatakan pihaknya akan menurunkan billboard Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang banyak terpanjang pada masa tenang pascakampanye. Menurut Lolly, memang tidak ada indikasi pelanggaran karena tidak ada dalam billboard tersebut ajakan memilih, namun, mereka tetap akan menurunkan billboard tersebut untuk mencegah potensi pelanggaran. 

"Tidak ada terpenuhi unsur kampanyenya. Tapi Bawaslu diberikan mandat untuk melakukan pencegahan terhadap potensi pelanggaran. Kami meminta agar billboard ini diturunkan," kata Lolly di Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Lolly mengingatkan, dalam konteks masa tenang, tidak boleh ada lagi aktivitas kampanye, pemasangan alat peraga dan iklan ajakan memilih pasangan calon, partai dan calon legislatif. Sehingga begitu mendapatkan laporan adanya bertebaran billboard SBY, Bawaslu menurut Lolly langsung mengadakan diskusi internal. Setelah mengkaji berbagai laporan, Bawaslu, kata Lolly, tidak melihat adanya unsur pelanggaran dari billboard tersebut.   

"Enggak terpenuhi unsur kampanyenya. Karena enggak ada visi misi, enggak ada citra diri. Itu cuma tulisan kata-kata sama foto. Tidak ada nomor partai, sehingga kalau dari kacamata definisi kampanye, maka dia tidak terpenuhi unsurnya," ucap Lolly.  

Billboard SBY yang terpampang di beberapa jalanan di Jakarta itu terlihat hanya berisi foto SBY mengacungkan lima jari seperti menyapa banyak orang. SBY di foto tersebut memakai kaca mata, kaos biru langit dan jas hitam. Billboard tersebut berisi tulisan 'Masih Ingat Saya?'. 

Penampakan billboard SBY tersebut mulai muncul di masa tenang. Sehingga, hal itu memancing reaksi masyarakat melalui sosial media.

Ikuti Whatsapp Channel Republika