Rabu 14 Feb 2024 18:25 WIB

Exit Poll Indikator: Suara PKB dan Nasdem Terbelah, PKS Solid untuk 01

Menurut exit poll, pemilih berbasis PKB lebih condong ke pasangan Prabowo-Gibran.

Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar tiba di markas pemenangan AMIN, Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat untuk mengawal perhitungan suara Pilpres bersama capres Anies Baswedan, Rabu (14/2/2024).
Foto: Republika/Eva Rianti
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar tiba di markas pemenangan AMIN, Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat untuk mengawal perhitungan suara Pilpres bersama capres Anies Baswedan, Rabu (14/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil exit poll lembaga survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar tak mampu lebih banyak menarik suara dari pemilih berbasis Partai Keadilan Bangsa (PKB). Yang mana, partai tersebut mengusung pasangan nomor urut 1 itu.

Survei menunjukkan, bahwa mayoritas pemilih berbasis PKB lebih condong ke pasangan calon 2 Prabowo-Gibran dengan persentase suara sebesar 47 persen. Sedangkan Anies-Muhaimin meraih 37 persen suara dan pasangan calon 3 Ganjar-Mahfud hanya meraih 13 persen suara.

Baca Juga

"Pada basis PKB, ternyata juga pasangan Anies-Muhaimin tidak mampu menarik lebih banyak, dan bahkan lebih banyak yang terbelah atau mengalir deras kepada pasangan Prabowo-Gibran," ucap Direktur Riset Indikator Politik Indonesia Muhammad Adam Kamil dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (14/2/2024).

Hal tersebut juga terjadi pada pemilih berbasis Partai Nasdem yang mana partai tersebut mengusung Anies-Muhaimin. Hasil exit poll menunjukkan bahwa pemilih terbelah antara pasangan calon 1 dengan meraih suara sebesar 48 persen dan kepada pasangan calon 2 yang sebesar 39 persen.

"(Pemilih berbasis) NasDem itu juga terbelah antara 1 dan 2, tapi 01 cenderung lebih dominan di basis yang memang pengusung," tutur dia.

Pemilih berbasis Partai Keadilan Sejahtera (PKS) justru menjadikan Anies-Muhaimin sebagai pilihan utama dengan meraih suara sebesar 71 persen. "PKS ini nampaknya menjadi faktor utama di kalangan basis 1. Sebesar 71 persen basis PKS itu mendukung pasangan Anies-Muhaimin," ujarnya.

Sementara itu, pemilih dengan basis Partai Gerindra tercatat jauh lebih solid dengan memilih calon presiden dan wakil presiden yang diusung partai-nya, Prabowo-Gibran, dengan persentase suara 97 persen. Selanjutnya, pemilih berbasis dua partai dari Koalisi Indonesia Maju yang menjagokan Prabowo-Gibran, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat, juga tercatat cenderung solid kepada pasangan nomor urut dua tersebut. 

Selain itu, pemilih berbasis PDI Perjuangan solid mendukung pasangan Ganjar-Mahfud yang diusung oleh partai tersebut, dengan meraih suara tertinggi, yakni sebesar 63 persen.

"Dari sini memang kita bisa lihat bahwa basis dukungan partai itu punya efek positif terhadap basis dukungan calon, tapi ternyata tidak 100 persen juga. Ada juga yang terbelah-belah dan bahkan besar sekali, misalkan, seperti PKB lebih banyak yang kepada paslon 2 ketimbang paslon 1," tutur Adam.

Survei exit poll Indikator Politik Indonesia dilakukan di 3.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh wilayah Indonesia dengan sampel yang dipilih secara acak. Data yang masuk sebanyak 2.857 responden atau berarti ada sekitar 94 persen data yang diterima.

Pemilihan presiden dan wakil presiden diikuti tiga pasangan yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar selaku nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3. Seturut Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan berlangsung mulai 15 Februari s.d. 20 Maret 2024.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement