Sabtu 17 Feb 2024 11:31 WIB

PSI Diprediksi tak Lolos Parlemen, Ini Respons Gibran

Hasil hitung cepat hampir semua lembaga menemukan PSI hanya meraih 2,9 persen suara.

Rep: C02/ Red: Agus raharjo
Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka enggan berkomentar terkait partai PSI yang kemungkinan tak lolos Parlemen, Sabtu (17/2/2024).
Foto: Republika/Alfian choir
Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka enggan berkomentar terkait partai PSI yang kemungkinan tak lolos Parlemen, Sabtu (17/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO–Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka sekaligus kakak sulung Ketum PSI Kaesang Pangarep enggan berkomentar terkait kemungkinan partai bercap Presiden Jokowi tersebut tak lolos parlemen.

"Tanya PSI, saya bukan orang PSI," kata Gibran, Sabtu (17/2/2024).

Baca Juga

Ditanya komentarnya bagaimana sebagai kakak sulung Kaesang, Gibran mengatakan dirinya tak bisa berkomentar terkait hal tersebut. "Saya tidak bisa ngasih statement," katanya.

Sebelumnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) masih yakin bakal lolos ke DPR RI, meski hasil hitung cepat atau quick count hampir semua lembaga survei menunjukkan raihan suara partai pimpinan putra Presiden Jokowi itu hanya sekitar 2,9 persen. Adapun ambang batas parlemen atau parliamentary threshold adalah empat persen.

"Kami masih optimistis PSI akan lolos ke Senayan (karena bisa) memenuhi kebutuhan suara masuk 4 persen. Sebab, survei internal yang kami lakukan jelang pemilu menunjukkan suara PSI sudah 4 persen lebih," kata Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie saat konferensi pers di Kantor PSI, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).

Grace masih optimistis juga karena proses penghitungan suara resmi yang dilakukan KPU masih berlangsung. Selain itu, pihaknya menemukan kejanggalan, yakni tingginya jumlah surat suara tidak sah pada Pemilu 2024.

PSI mengeklaim menemukan 10 persen surat suara tidak sah di setiap tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Indonesia. Jumlah surat suara tidak sah itu, kata Grace, melonjak dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya yang hanya 3–4 persen.

"Ada yang mungkin bingung atau melakukan kesalahan lain yang menyebabkan surat suara tidak sah. Tapi, jika sampai 10 persen, ini agaknya layak diinvestigasi lebih lanjut penyebabnya," kata Grace.

Anggota Dewan Penasihat sekaligus juru bicara PSI, Irma Hutabarat mengatakan, 10 persen surat suara tidak sah itu memang bukan semuanya adalah surat suara pemilih PSI. Kemungkinan ada surat suara pemilih partai lainnya juga.

"Bukan hanya suara PSI saja yang mungkin tidak sah atau rusak atau mengalami pengurangan, berarti kan ada yang terbuang.... Jadi, ini masalah serius yang harus ditanggapi oleh semua partai," ujarnya dalam kesempatan sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement