REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 13 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan dua Linmas di tempat pemungutan suara (TPS) di Jatim dilaporkan meninggal dunia seusai bertugas pada Pemilu 2024, Rabu (14/2/2024). Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya para petugas Pemilu.
Khofifah menyebut, mereka yang meninggal dunia saat menjalankan tugasnya mengawal pesta demokrasi merupakan pejuang demokrasi. Mereka, kata Khofifah, tidak hanya mengawal pemilihan presiden dan wakil presiden saja, namun juga sampai pemilihan anggota legislatif pada wilayah kerja mereka.
"Tidak berlebihan jika saya menyebut mereka yang gugur tersebut sebagai pejuang demokrasi. Berkat sumbangsih mereka, Pemilu 2024 di Jawa Timur dapat terlaksana dengan sukses," kata Khofifah, Ahad (18/2/2024).
Khofifah menyampaikan, ia bersama Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jatim berencana takziyah ke keluarga sejumlah petugas KPPS yang meninggal. "Saya rencana takziyah meski tidak bisa semua. Mohon kepada warga Jawa Timur ikut mendoakan, " ujarnya.
Secara umum, kat Khofifah, warga Jawa Timur patut bersyukur karena Pemilu 2024 bisa berjalan lancar. Ia berharap situasi tetap kondusif setelah penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Untuk data anggota KPPS yang meninggal tersebut di antaranya berasal dari Kota Madiun, Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Magetan, Kota Probolinggo, Kota Malang, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Bangkalan, dan Kota Surabaya. Sedangkan petugas Linmas TPS yang meninggal masing-masing berada di Kota Madiun dan di Kabupaten Tuban.
Adapun, untuk penyebab kematian para petugas KPPS dan Linmas tersebut di antaranya kecelakaan kendaraan, terkena sengatan listrik, kelelahan, serta memiliki riwayat penyakit bawaan seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.