Senin 19 Feb 2024 14:04 WIB

Jokowi Ingin Jembatani Semua Parpol, PDIP Ingatkan Rekapitulasi Suara Belum Selesai

Hasto menilai kualitas demokrasi yang menurun harus menjadi perhatian banyak pihak.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto melihat adanya anomali dari hasil hitung cepat atau quick count pemilihan presiden (Pilpres) 2024, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/2/2024) malam.
Foto: Republiik/Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto melihat adanya anomali dari hasil hitung cepat atau quick count pemilihan presiden (Pilpres) 2024, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/2/2024) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menanggapi keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin menjembatani semua partai politik. Upaya tersebut dimulai dari pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh yang mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai calon presiden (capres).

Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa tahapan pemilihan umum (Pemilu) 2024 belumlah selesai. Saat ini, masih berlangsung rekapitulasi suara yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca Juga

"Sebenarnya ini pemilu belum selesai, masih proses dilakukan rekapitulasi secara berjenjang dan kita tidak menutup mata bahwa yang disampaikan di dalam Dirty Vote, demokrasi kita itu turun ke titik nadir itu menjadi perhatian kita bersama," ujar Hasto di Gedung High End, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Hasto menjelaskan, kualitas demokrasi yang dinilai banyak pihak menurun harus menjadi perhatian bersama. Terutama setelah adanya intervensi kekuasaan yang mengindikasikan dukungan terhadap satu pasangan calon. "Karena ini menyangkut masalah masa depan kita, bagaimana proses demokrasi yang dibangun di bawah intervensi kekuasaan yang luar biasa," ujar Hasto.

Diketahui, Jokowi menyebut, dirinya hanya berperan sebagai jembatan bagi semua pihak dalam pertemuannya dengan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh di Istana pada Ahad (18/2/2024) malam. Kendati demikian, ia tak menjelaskan lebih rinci maksudnya tersebut.

Jokowi juga mengaku akan menyerahkan masalah politik kepada partai politik. "Itu sebetulnya saya itu sebetulnya hanya jadi jembatan. Yang penting nanti partai-partai. Partai-partai. (Jembatan) Ya semuanya. Saya ingin menjadi jembatan untuk semuanya. Urusan politik itu urusan partai," ujar Jokowi usai meresmikan Rumah Sakit Pertahanan Negara Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Rumah Sakit TNI di Bintaro, Senin (19/2/2024).

Ia mengatakan, pertemuannya dengan Surya Paloh itu merupakan pertemuan tahap awal. Ia menilai, pertemuan itu akan sangat bermanfaat bagi perpolitikan di Indonesia serta bagi negara. "Yang paling penting memang ada pertemuan dan itu akan sangat bermanfaat bagi perpolitikan kita, bagi negara kita. yang paling penting itu," ujar Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement