Sabtu 24 Feb 2024 13:46 WIB

PSI Dinilai Masih Berpeluang Lolos Ambang Batas Parlemen 

Elektabilitas partai pimpinan Kaesang Pangarep itu sudah memenuhi 4 persen suara.

Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep
Foto: Dok Republika
Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Direktur Eksekutif Data Riset Analitika Nana Kardina menilai, Partai Solidaritas Indonesia (PSI)  masih berpeluang lolos ambang batas parlemen 4 persen. Menurut datanya, sejak 2 pekan jelang pencoblosan elektabilitas partai pimpinan Kaesang Pangarep itu sudah memenuhi 4 persen suara.

"Survei Data Riset Analitika pada 2-3 minggu menjelang pencoblosan mencatat elektabilitas PSI berada di atas ambang batas (parliamentary threshold) 4 persen," kata Nana dalam keterangan persnya.

Baca Juga

Sementara itu, Nana melanjutkan, dari hasil quick count dari sejumlah lembaga survei, PSI berada pada kisaran 2,62-2,90 persen, atau mendekati 3 persen. Kemudian, dengan memperhitungkan margin of error di atas 1 persen, PSI masih memiliki peluang untuk meraih suara 4 persen. 

"Jika kita melihat data Sirekap KPU per 23 Februari 2024, data perolehan suara yang masuk dari seluruh TPS di Indonesia baru mencapai 62,09 persen, sehingga masih ada kemungkinan suara dari kantung-kantung pemilih PSI yang belum terhimpun," ucapnya.

Nana menambahkan, di sejumlah daerah juga masih berlangsung pemilu ulang (PSU), pemilu lanjutan, dan pemilu susulan karena berbagai penyebab. Selain itu PSI, menengarai adanya surat suara yang rusak atau tidak sah mencapai 10 persen pada Pemilu Legislatif 2024, melonjak dari sebelumnya rata-rata 3-4 persen.

"Dengan keterbatasan saksi dari PSI, ada kemungkinan upaya mencurangi suara yang diperoleh PSI. Jika PSI bisa membuktikan temuan tersebut dan mengajukan gugatan, masih terbuka kemungkinan bagi PSI untuk menambah suara," terangnya.

Nana melanjutkan, jika dilihat dari dapil-dapil di mana PSI memperoleh suara yang cukup signifikan, perolehan suara PSI memang lebih banyak diperoleh dari mencoblos partai dibanding suara caleg. Menurutnya, harus diakui bahwa PSI masih belum memiliki tokoh-tokoh yang populer sebagai vote getter, berbeda dari partai-partai besar yang sudah mapan di Senayan.

"Hanya beberapa nama yang cukup akrab dikenal publik seperti mantan ketua umum Grace Natalie dan Giring Ganesha, atau selebritis Helmi Yahya, yang relatif bisa mendulang suara melampaui suara partai," katanya.

"Hal ini sekaligus menjadi catatan bagi PSI untuk bisa merekrut tokoh-tokoh potensial dan membesarkan kader-kader internal jika ingin meraih suara lebih besar lagi dalam pemilu berikutnya," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement