Rabu 28 Feb 2024 06:15 WIB

Seluruh Komisioner KPU Diperiksa Terkait Dugaan Kebocoran Data Pemilih Hari Ini

Peretas Jimbo menjual data pemilih Pemilu 2024 seharga Rp 1,2 miliar.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Seluruh komisioner KPU RI dijadwalkan diperiksa terkait dugaan kebocoran data pemilih di sidang DKPP, Rabu (28/2/2024) hari ini.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Seluruh komisioner KPU RI dijadwalkan diperiksa terkait dugaan kebocoran data pemilih di sidang DKPP, Rabu (28/2/2024) hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua komisioner KPU RI akan diperiksa atas dugaan pelanggaran kode etik terkait kasus dugaan kebocoran data pemilih Pemilu 2024. Sidang pemeriksaan mereka akan digelar di Ruang Sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jakarta Pusat, pada Rabu (28/2/2024) pukul 09.00 WIB hari ini.

Perkara ini diadukan warga bernama Rico Nurfiansyah Ali. Teradunya adalah Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari dan anggota KPU RI Mochammad Afifuddin, Betty Epsilon Idroos, Parsadaan Harahap, Yulianto Sudrajat, Idham Holik, dan August Mellaz.

Baca Juga

Sekretaris DKPP David Yama mengatakan, pengadu dalam pokok aduannya mendalilkan bahwa semua komisioner KPU RI itu tidak akuntabel dan profesional dalam bekerja berkaitan dengan adanya dugaan kebocoran identitas masyarakat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024.

David mengungkapkan, agenda sidang hari ini adalah mendengarkan keterangan dari pengadu, teradu, ataupun pihak terkait dan saksi-saksi yang dihadirkan. Ia menegaskan bahwa DKPP telah memanggil para pihak secara patut sesuai ketentuan.

"Sekretariat DKPP telah memanggil semua pihak secara patut dengan menyampaikan surat pemanggilan sidang lima hari sebelum sidang pemeriksaan digelar," kata David lewat siaran pers resminya, Rabu.

Sebelumnya, peretas dengan nama anonim Jimbo mengunggah data pemilih Pemilu 2024 yang diklaimnya hasil peretasan terhadap situs KPU. Jimbo mengunggah data tersebut di forum jual-beli hasil peretasan, Breachforums pada akhir November 2023 untuk dijual seharga 74 ribu dolar AS atau sekitar Rp 1,2 miliar.

Dalam unggahannya, Jimbo menjual data unik milik 204.807.204 penduduk Indonesia. Jumlah tersebut hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT.

Jimbo turut membagikan 500 ribu data sampel. Dari data sampel itu, tampak beberapa informasi pribadi bersifat penting seperti NIK, nomor KK, nomor KTP, alamat lengkap, kodefikasi kelurahan, kecamatan dan kabupaten serta kodefikasi TPS.

Pakar keamanan siber, Pratama Persadha menyebut, data pemilih yang bocor itu valid. Sebab, data pemilih yang dijadikan sampel itu cocok dengan data pemilih Pemilu 2024 ketika dicek di laman https://cekdptonline.kpu.go.id/.

Pratama menduga, Jimbo bisa mencuri data tersebut karena mendapatkan akses login admin KPU ke domain sidalih.kpu.go.id. Sebab, Jimbo dalam unggahannya membagikan tangkapan layar dashboard admin website KPU. Jimbo diduga mendapatkan akses admin menggunakan metode phising, social engineering atau melalui malware.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement