Ahad 03 Mar 2024 06:18 WIB

Grace Natalie Anggap Wajar Raihan Suara PSI 'Meledak'

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie anggap wajar raihan suara PSI melonjak.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Grace Natalie. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie anggap wajar raihan suara PSI melonjak.
Foto: Republika/Febryan A
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Grace Natalie. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie anggap wajar raihan suara PSI melonjak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie menyebut, 'ledakan' atau lonjakan drastis raihan suara partainya di laman publikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU merupakan hal yang wajar. Dia meminta semua pihak untuk tidak tendensius dan menggiring opini negatif terkait penambahan total raihan suara PSI dalam Pileg DPR RI 2024 itu.

"Penambahan, termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/3/2024).

Baca Juga

Grace menjelaskan, lonjakan suara itu wajar karena memang masih banyak data TPS yang belum masuk atau digunakan KPU dalam proses real count via Sirekap. Per Sabtu pukul 12.00 WIB, baru 65,73 persen data TPS yang digunakan KPU. Hasilnya, PSI tercatat meraih 3,13 persen suara secara nasional untuk Pileg DPR RI. 

"Hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat," kata Grace.

Grace juga merespons keraguan publik soal perbedaan raihan suara PSI versi hitung cepat (quick count) lembaga survei Indikator Politik Indonesia dan versi real count sementara KPU. Dia mengatakan, perbedaan raihan suara quick count san real count juga terjadi pada partai lain.

Ia menjadikan PKB sebagai contoh. Hasil quick count menunjukkan bahwa partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu meraih 10,65 persen suara, sedangkan versi real count KPU sudah 11,56 persen. Ada selisih plus 0,91 persen.

Contoh lain adalah raihan suara Partai Gelora yang berdasarkan quick count 0,88 persen, sedangkan berdasarkan real count KPU sudah 1,44 persen. Ada selisih plus 0,55 persen.

PSI sendiri, lanjut dia, tercatat meraih 2,66 persen suara versi quick count. Adapun versi real count sementara KPU, PSI meraih 3,12 persen suara. Ada selisih plus 0,47 persen.

Grace menegaskan, selisih raihan suara PSI versi quick count dan real count jelas lebih kecil dibanding PKB dan Gelora. Karena itu, dia heran mengapa publik hanya menyoroti lonjakan raihan suara PSI.

"Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankan kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung," kata caleg PSI di Dapil Jakarta III itu.

Dia meminta semua pihak  bersikap adil dan proporsional dalam melihat lonjakan suara PSI. Dia juga mengajak semua pihak untuk menantikan hasil penghitungan akhir KPU dan jangan "menggiring opini yang menyesatkan publik".

Berdasarkan pantau Republika di laman publikasi hasil real count Sirekap KPU, pemilu2024.kpu.go.id, tampak raihan suara PSI meledak atau naik hampir 400 ribu suara dalam enam hari terakhir. Lonjakan itu membuat total suara partai yang dipimpin anak Presiden Jokowi itu terus melaju mendekati ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen.

Hasil real count terhadap data dari 530.776 tempat pemungutan suara (TPS) per Senin (26/2/2023) pukul 06.00 WIB, menunjukkan PSI mendapatkan 2.001.493 suara atau 2,68 persen.

Lantas, hasil real count terhadap 541.260 TPS per Sabtu (2/3/2023) pukul 13.00 WIB menunjukkan bahwa PSI sudah mendulang 2.399.469 suara atau 3,13 persen.

Dari data tersebut tampak bahwa PSI mendapatkan tambahan 397.976 suara dalam enam hari terakhir. Secara persentase, raihan suara PSI naik 0,45 persen. PSI satu-satunya partai yang mengalami lonjakan suara sebesar itu dalam enam hari terakhir.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi heran melihat ledakan suara PSI hingga membuat persentase raihan suaranya lebih dari 3 persen. Sebab, hasil hitung cepat (quick count) yang dilakukan lembaganya menunjukkan bahwa raihan suara PSI hanya 2,81 persen.

Menurut Profesor Ilmu Politik UIN Jakarta itu, lonjakan suara PSI di Sirekap itu bukan hal yang normal. Pasalnya, data masuk sudah dari 64 persen lebih dari total TPS. Dengan data masuk yang sudah besar, perubahan raihan suara seharusnya tak lagi signifikan.

"Sementara perolehan suara PSI 'meledak' hanya dlm beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini," kata Burhanuddin lewat akun X-nya yang telah terverifikasi, Sabtu.

Komisioner KPU RI Mochammad Afifuddin enggan berkomentar panjang lebar ihwal ledakan PSI di laman publikasi Sirekap. Dia hanya menyatakan bahwa raihan suara resmi mengacu kepada hasil rekapitulasi manual berjenjang.

"Pokoknya, biar rekapitulasi berjenjang saja yang bicara (soal) angka-angka," kata Afif kepada wartawan di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Sabtu (2/3/2024).

Afif ogah menjawab ketika diminta tanggapannya ihwal munculnya isu penggelembungan suara terkait lonjakan suara yang didapatkan partai yang dipimpin anak Presiden Jokowi itu. Dia langsung meninggalkan wartawan dan masuk ke dalam ruangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement