Rabu 20 Mar 2024 07:04 WIB

Pilkada DKI Hanya 1 Putaran, Pengamat: Bakal Menarik

Pengamat menilai Pilkada DKI Jakarta hanya 1 putaran akan semakin menarik.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bilal Ramadhan
ilustrasi pilkada. Pengamat menilai Pilkada DKI Jakarta hanya 1 putaran akan semakin menarik.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
ilustrasi pilkada. Pengamat menilai Pilkada DKI Jakarta hanya 1 putaran akan semakin menarik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, menilai perubahan aturan Pilkada Jakarta 2024 ini hanya akan berlangsung satu putaran akan membuat pesta demokrasi di Jakarta jadi menarik.

Para pasangan calon menurut Arifki tidak lagi pusing memikirkan kemenangan di atas 50 persen. Para paslon menurut dia hanya butuh kemenangan dari paslon lain. 

Baca Juga

Selain itu, Arifki menilai dengan berlangsung hanya satu putaran, peluang pembelahan masyarakat seperti Pilkada DKI 2017 antara Anies vs Ahok dapat dicegah. 

"DPR dan pemerintah telah menyepakati untuk menghapus aturan pemilihan kepala daerah (pilkada) bisa berlangsung dalam dua putaran. Kesepakatan itu diambil dalam rapat lanjutan RUU Daerah Khusus Jakarta (DKJ) di Badan Legislasi (Baleg) DPR. Ini akan menarik dan Pilkada Jakarta tak lagi berdampak pembelahan pada masyarakat," kata Arifki, Selasa (19/3/2024).

Walau nanti Jakarta tidak lagi ibu kota negara, Arifki memprediksi animo masyarakat terhadap Pilkada Jakarta tetap tinggi. Karena, siapa yang terpilih menjadi gubernur Jakarta bakal tetap berpotensi ikut bursa Pilpres 2029.

Arifki melihat sudah ada beberapa nama muncul ke permukaan untuk menjadi kandidat calon gubernur Jakarta. Dari nama-nama yang muncul saat ini, figur-figur yang bakal masuk bursa tidak jauh dari nama, Anies, Ahok, Riza Patria, Ridwan Kamil, dan Sahroni. Ia menilai aturan baru Pilkada Jakarta bakal menguntungkan Ahok dan Anies karena lebih populer dibandingkan kandidat lain.

"Mau tidak mau para kandidat bakal memaksimalkan pilkada satu putaran untuk menang. Tanpa berharap menjadi kuda hitam dengan melihat peluang kandidat yang kalah di putaran pertama bakal bergabung. Situasi ini tentu menarik melihat situasi Ahok dan Anies di Pilkada Jakarta 2017. Ahok kalah dari Anies di Pilkada putaran kedua," ujar Arifki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement