REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ikut meramaikan bursa calon gubernur (cagub) Jakarta dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta yang akan digelar pada November 2024. Bahkan, belakangan Ahok membuat konten yang mengomentari kondisi Jakarta melalui akun Youtube resmi yang dikelola timnya.
Peneliti senior Populi Center Usep S Ahyar menilai Ahok masih memiliki peluang untuk kembali menjadi cagub Jakarta. Namun, peluang mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk menang dalam pilkada 2024 relatif kecil.
"Saya kira mungkin tokoh seperti Ahok, kalau dipaksakan maju akan antiklimaks," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (5/5/2024).
Ia menilai, masyarakat sudah bosan dengan sosok Ahok. Menurut dia, elektabilitas dan popularitas Ahok juga sudah relatif sulit untuk ditingkatkan. "Kalau menurut saya, agak membosankan juga. (Ahok) Sudah mentok secara elektabilitas dan popularitas," ujar Usep.
Ia mengatakan, kehadiran Ahok dalam pilkada Jakarta juga berpotensi memunculkan kembali sentimen negatif terhadap PDIP. Pasalnya, Ahok pernah dipidana karena kasus penistaan agama.
"Itu (Ahok) akan menambah sentimen dan kerasnya pertarungan saja," kata dia.
Menurut dia, masih banyak kader lain yang bisa diusung oleh PDIP dalam Pilkada Jakarta 2024. Apalagi, PDIP juga telah memunculkan sejumlah nama yang berpeluang diusung untuk menjadi cagub Jakarta, seperti Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Annas, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, hingga mantan Panglima TNI Andika Perkasa.
"Saya lihat di antara mereka, Risma punya pengalaman memimpin kota besar. Yang lain saya kira harus diuji kembali, karena memimpin kementerian saya kira agak berbeda," kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta Pantas Nainggolan mengatakan, partainya akan memprioritaskan kader sendiri untuk dijadikan cagub Jakarta. Pasalnya, kader PDIP sudah pasti memiliki nilai dasar yang sama. Namun, partainya tetap akan melihat elektabilitas sosok yang nantinya akan dipilih.
"Ya untuk utama udah pasti lah kader yang menjadi prioritas, tapi sekali lagi kan itu yang perlu dilihat, elektabilitas juga menjadi sangat penting," kata dia di kawasan Puncak, Bogor, Kamis (25/4/2024).