Jumat 24 Nov 2023 09:44 WIB

Ganjar Perkenalkan GASPOL Jadi Program Unggulannya

Capres Ganjar Pranowo memperkenalkan GASPOL yang menjadi program unggulannya.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
Calon Presiden Ganjar Pranowo menyampaikan visi misinya. Capres Ganjar Pranowo memperkenalkan GASPOL yang menjadi program unggulannya.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Calon Presiden Ganjar Pranowo menyampaikan visi misinya. Capres Ganjar Pranowo memperkenalkan GASPOL yang menjadi program unggulannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo memperkenalkan program unggulannya yang disingkat sebagai GASPOL untuk mewujudkan Indonesia Unggul. Pertama ia menjelaskan kepanjangan dari "GA" yang merupakan gandakan anggaran untuk berbagai kebijakan.

"Maka tidak boleh ada korupsi, pajak dipermudah. Kita S-nya sikat KKN, karena ini yang menjadi penyakit di negeri ini," ujar Ganjar dalam dialog publik yang digelar oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga

Terakhir adalah "POL" yang merupakan kepanjangan dari poles birokrasi dengan digitalisasi. Pemolesan birokrasi dapat terealisasi dengan Satu Data Indonesia dan key performance indicator (KPI) based cabinet yang transparan.

"Dan itu butuh regulasi, kalau regulasi sudah baik sistem kelembagaan, kalau sistem kelembagaan sudah baik maka kita butuh aktor baik. Mudah-mudahan aktor-aktor baik itu ada di sini, biarlah nanti bisa bergabung dengan kami," ujar Ganjar.

Di samping itu, ia juga memiliki pandangan bahwa pendidikan merupakan salah satu alat untuk memberantas kemiskinan di Indonesia. Ganjar pun menawarkan salah satu visinya, yakni "Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana".

Pendidikan merupakan salah satu tanggung jawab negara terhadap warganya. Termasuk menjadi alat untuk mengentaskan kemiskinan, apalagi jika didukung oleh kurikulum siap kerja bagi mereka yang mengenyam pendidikan tersebut.

Termasuk di dalamnya adalah sektor kreatif atau yang ia sebut dengan istilah ekonomi hijau. Di mana sektor kreatif tersebut kini menjadi salah satu kerangka dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

"Maka kemudian kita perlu kurikulum siap kerja, ini sebenarnya kita mau pakai ekonomi hijau itu butuh lapangan kerja. Digitalisasi 1.300 triliun investasi yang kita butuhkan itu menciptakan lapangan kerja," ujar mantan gubernur Jawa Tengah itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement