Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurniasyah mengatakan hasil survei elektabilitas dari suatu lembaga survei tidak dapat dipandang sebagai indikator yang dapat diyakini dalam jangka panjang. Pernyataannya ini merujuk pada hasil-hasil survei yang belakangan dirlis lembaga survei seusai ditetapkannya tiga pasangan capres-cawapres.
"Survei hanya dapat diyakini sebagai gambaran umum saja," kata Dedi dalam diskusi daring bertajuk "Survei Yang Membagongkan" dipantau di Jakarta, Sabtu, pekan lalu.
Menurut dia, partai politik dan politisilah yang sejauh ini memanfaatkan hasil survei popularitas atau elektabilitas secara vulgar yang kemudian dikembangkan dengan propaganda. Oleh karena itu, ia menilai tidak ada lembaga survei yang ingin menghilangkan proses demokrasi.
"Justru dengan adanya lembaga survei proses demokrasi bisa tumbuh," ujar Dedi.