REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengakui, tidak mudah untuk mengajak semua orang untuk beralih ke transportasi umum. Meskipun di sejumlah kota besar di Indonesia tersedia transportasi umum yang memadai, tidak membuat seluruh masyarakat beralih dari kendaraan pribadi.
"Tidak mudah memang untuk mengajak orang untuk menaiki transportasi umum atau public transportation ini tidak mudah. Karena di sini ada nilai-nilai agak gengsi begitu," ujar Ganjar saat memaparkan strategi pembangunan transportasi dalam Rapat Kerja Nasional Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) secara daring, Rabu (6/12/2023).
Karena itu, Ganjar menilai perlunya terus memperbaiki sistem transportasi umum di Indonesia menjadi lebih bagus dan tepat waktu. Sebab, Ganjar mencontoh banyak negara maju yang transportasi sudah bagus, perlahan masyarakatnya beralih meninggalkan kendaraan pribadi.
"Di banyak negara maju ketika transportasi umumnya bagus, bersih jalannya lancar, on time, rasa-rasanya mereka suka menggunakan itu," ujarnya.
Namun demikian, Mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengamati, saat ini di kota-kota besar juga terlihat kelompok masyarakat yang mulai suka menggunakan transportasi umum. Dia berharap kebiasaan ini terus dipertahankan dengan terus meningkatkan pelayanan transportasi lebih baik.
"Mereka sangat suka menggunakan transportasi umum dan itu sudah menjadi kebiasaan dan dia katakan nggak apa-apa, buat apa punya mobil sendiri kalau kemudian itu membikin tidak efisien katanya begitu. Jadi pola pikir pola pikir baru inilah yang bisa mendorong dan memberikan contoh yang baik," ujarnya.
Ganjar pun bercita-cita untuk terus memperbaiki sistem transportasi di Indonesia mulai dari ketersediaan, interkoneksi, hingga akses mudah bagi seluruh masyarakat.
Ia menekankan pentingnya konektivitas dalam sistem transportasi di Indonesia. Ketersediaan transportasi udara, darat dan laut tidak cukup, tetapi bagaimana terhubung satu sama lain.
"Konektivitas juga begitu penting tidak hanya cerita sistem transportasi udara laut dan darat tapi kalau kita bicara interkoneksi, rasa-rasanya kita mesti betul-betul mempersiapkan jejaring ini jauh lebih baik," ujarnya.
Tak hanya itu, dalam mewujudkan sistem transportasi nasional yang terkoneksi, Ganjar menilai perlunya kebijakan afirmatif untuk memudahkan akses bagi kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, lanjut usia maupun perempuan.
Dia meyakini jika berbagai perbaikan dilakukan maka sistem transportasi di Indonesia semakin hari semakin baik. Dengan begitu, masyarakat semakin banyak yang beralih ke sistem transportasi umum.
"Kita harus melayani kelompok perempuan dan penyandang disabilitas. Rasa-rasanya setting untuk alat-alat transportasi kita juga makin hari makin baik. Sehingga mereka kelompok perempuan dan kelompok disabilitas umpama termasuk lansia begitu, itu bisa mendapat akses yang cukup baik," ujarnya.