REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo mencecar capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, soal kasus-kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia. Prabowo menganggap pertanyaan semacam itu tendensius kepadanya.
Ganjar mulanya mengungkap ada sejumlah rekomendasi soal kasus pelanggaran HAM pada 2009 di antaranya membentuk pengadilan HAM ad hoc dan menemukan 13 korban penghilangan paksa di era Orde Baru.
"Kalau Bapak di situ (di rapat tahun 2009) apakah akan bentuk pengadilan HAM? Kedua, apa Bapak bisa membantu menemukan di mana yang kuburannya hilang agar keluarga bisa berziarah?" tanya Ganjar kepada Prabowo.
Atas pertanyaan itu, Prabowo bereaksi dengan balik menyindir Ganjar. Prabowo menganggap pertanyaan Ganjar sarat dengan tendensi politik terhadapnya.
"Saya tegas tegakkan HAM. Masalah yang Bapak tanyakan agak tendensius, kenapa ditanya ke saya? Itu tendensius. Wakil Bapak (Menko Polhukam Mahfud) yang urus ini selama ini. Kalau mau ada pengadilan HAM, nggak ada masalah," ujar jawab Prabowo.
Prabowo merasa pertanyaan semacam itu bernada menyerangnya. Prabowo merasa sudah biasa ditanyai mengenai hal tersebut saban tahun.
"Saya ditanya terus tiap lima tahun. Kalau polling saya naik, ditanya lagi," ujar Prabowo.
Prabowo juga menyindir Ganjar soal kasus orang hilang yang masih terjadi sampai saat ini. Hanya saja, Prabowo tak memerinci jumlahnya.
"Bapak tahu data, nggak? Tahun ini ada berapa orang hilang di DKI? Ada mayat ketemu, come on, Mas Ganjar," ujar Prabowo seolah mempertanyakan pertanyaan Ganjar.