Rabu 13 Dec 2023 00:09 WIB

Prabowo Seka Keringat Saat Ganjar Tanya Kasus-Kasus Pelanggaran HAM

Prabowo mengatakan kepada Ganjar agar tidak memolitisasi masalah HAM.

Rep: Febryan A  / Red: Andri Saubani
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menjawab sanggahan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan capres no urut 1 Anies Baswedan pada sesi debat perdana Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden di Halaman gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat capres perdana mengangkat tema Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, kerukunan masyarakat, dan pelayanan publik.  Debat tersebut berlangsung selama 120 menit yang terdiri dari 6 segmen dan 18 pertanyaan yang dipandu oleh moderator Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menjawab sanggahan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan capres no urut 1 Anies Baswedan pada sesi debat perdana Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden di Halaman gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat capres perdana mengangkat tema Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, kerukunan masyarakat, dan pelayanan publik. Debat tersebut berlangsung selama 120 menit yang terdiri dari 6 segmen dan 18 pertanyaan yang dipandu oleh moderator Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto tampak menyeka keringat ketika mendengar pertanyaan soal penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dalam acara debat antarcapres di Kantor KPU RI, Selasa (12/12/2023) malam.

Ganjar awalnya menyebut ada 12 kasus pelanggaran HAM berat yang sudah diakui pemerintah. Sembari Ganjar memberikan penjelasan, Prabowo tampak mengeluarkan sapu tangan, lalu menyeka keringat di keningnya.

Baca Juga

Ganjar melanjutkan, 12 kasus pelanggaran HAM berat masa lalu itu salah satunya adalah penghilangan paksa. DPR pada 2009, kata dia, merekomendasikan agar dibentuk Pengadilan HAM ad hoc, temukan 13 korban penghilangan paksa, berikan kompensasi dan pemulihan kepada korban atau keluarganya dan meratifikasi konvensi antipenghilangan paksa.

Capres yang diusung PDIP itu lantas bertanya apakah Prabowo akan melaksanakan rekomendasi DPR tersebut, termasuk membentuk Pengadilan HAM ad hoc. "Pertanyaan kedua, menunggu di sana, menunggu banyak ibu-ibu. Apakah bapak bisa membantu menemukan kuburnya yang hilang agar mereka (orang tua korban penghilangan paksa) bisa berziarah?" kata Ganjar.

Prabowo awalnya merespons pertanyaan itu dengan santai. Prabowo menyatakan bahwa persoalan ini sebenarnya diurus oleh cawapres pendamping Ganjar, yakni Mahfud MD yang selama lima tahun terakhir menjabat sebagai Menko Polhukam.

Prabowo lantas mengaku heran mengapa pertanyaan itu diajukan kepada dirinya. Mantan Danjen Kopassus TNI AD itu juga menyatakan bahwa dirinya sudah berulang kali menjawab tudingan terlibat penculikan aktivis 1998.  

"Saya sudah jawab berkali-kali, tiap 5 tahun kalau polling saya naik, ditanya lagi soal itu. Bapak tahu data nggak? Bapak tanya ke Kapolda tahun ini berapa orang hilang di DKI? Tahun ini, ada mayat yang diketemukan baru beberapa hari lalu dan sebagainya, come on Mas Ganjar," kata Prabowo.

Prabowo menambahkan, para aktivis yang disebut-sebut korban penculikannya nyatanya kini mendukung dirinya. Dia meminta Ganjar untuk tidak mempolitisasi persoalan HAM.

"Nyatanya orang-orang yang dulu ditahan, yang katanya saya culik. sekarang ada di pihak saya membela saya saudara-saudara sekalian. Jadi masalah HAM jangan dipolitisasi Mas Ganjar, menurut saya," ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement