REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ganjarist Kris Tjantra mengatakan, hasil survei elektabilitas calon presiden dan wakil presiden kerap tidak mencerminkan hasil resmi yang terjadi di lapangan. Sebab itu dia mengajak relawan dan masyarakat untuk bersikap kritis dan tidak menelan mentah-mentah hasil survei yang dikeluarkan sejumlah lembaga.
"Ganjarist mengajak masyarakat mengkritisi dan tidak mentah-mentah mempercayai hasil survei elektabilitas yang banyak beredar. Dan tetap optimis dan semangat mensosialisasikan program unggulan Ganjar-Mahfud," ujar Kris dalam keterangannya, Sabtu (30/12/2023).
Dia mengatakan, saat ini publik bertubi-tubi dijejali laporan hasil survei elektabilitas dari berbagai lembaga dengan hasil yang berbeda-beda dan sangat fluktuatif. Tapi dia melihat salah satu temuan yang paling sering digadang-gadang adalah soal adanya kemungkinan pilpres kali ini hanya akan berlangsung satu putaran.
"Dan tanpa alasan yang jelas, elektabilitas Ganjar-Mahfud tampak semakin menurun angkanya. Masyarakat patut kritis. Cermati dan awasi, jangan sampai ada agenda gelap di balik angka-angka survei," kata Kris.
Dia pun menegaskan, cara dengan menggunakan hasil survei elektabilitas untuk mengecoh psikologis masyarakat sudah umum dilakukan. Angka-angka dalam survei bisa dibuat sedemikian rupa untuk membangun persepsi ada pasangan calon yang menjadi favorit dan ada yang berkurang dukungannya.
"Supaya apa? Supaya pemilih yang belum mantap bisa terpengaruh dan memilih dengan 'ikut arus' saja. Padahal, angka-angka tersebut bahkan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan," ungkap dia.
Dia mengungkapkan, mengingat Ganjar-Mahfud adalah pasangan calon yang paling sering blusukan dan bertemu dengan Masyarakat dari Sabang sampai Merauke, sulit untuk bisa bulat-bulat menerima hasil survei itu. Boleh jadi, kata Kris, justru karena Ganjar-Mahfud semakin menguat, popularitas itu menjadi ancaman bagi beberapa pihak.
"Dan ingat, kita punya hitung-hitungan sendiri juga. Menurut survei internal TPN Ganjar-Mahfud, yang dilengkapi data Focus Group Discussion (FGD) dan predictive media analysis, hasilnya adalah Anies-Muhaimin 21,7 persen, Prabowo-Gibran 41,1 persen dan Ganjar-Mahfud 37 persen. Jadi, Mas Ganjar dan Prof Mahfud akan bertarung di putaran kedua," jelas dia.
Terlepas dari itu, Kris mengajak relawan agar terus mengampanyekan pasangan Ganjar-Mahfud dengan memperkenalkan program capres-cawapres nomor urut 3 itu kepada rakyat. Dia juga mengajak relawan untuk optimistis terhadap peluang Ganjar-Mahfud meraih kemenangan dalam satu putaran.
"Kita patut terus optimis. Jangan termakan perang urat syaraf lawan. Terus kampanye door to door, perkenalkan program-program Ganjar-Mahfud yang pro rakyat, dan berkampanyelah dengan penuh kreativitas," kata Kris.