Senin 08 Jan 2024 06:35 WIB

TKN Nilai Skor Buruk dari Ganjar-Anies tak Sesuai Sikap Partai

TKN menganggap skor buruk diberikan mendadak karena debat.

Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto beradu gagasan dengan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto beradu gagasan dengan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024). Debat ketiga Pilpres 2024 yang diikuti oleh ketiga kandidat calon presiden tersebut bertema pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional dan politik luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menilai skor buruk kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang diberikan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tidak sesuai sikap partai politik yang mengusung Anies dan Ganjar sebagai calon presiden. Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Meutya Hafidz, saat ini juga aktif menjabat Ketua Komisi I DPR RI, menyebut sejauh ini belum ada anggota Komisi I DPR, termasuk dari partai politik pengusung Anies dan Ganjar, yang tidak menyetujui program-program dan kebijakan menteri pertahanan.

“Kami belum pernah dengar bahwa ada satu pun fraksi yang apa namanya tidak setuju dengan program-program dan fungsi pertahanan. Jadi nggak ada yang bilang nilainya 5, semua bilang bagus, semua setuju anggaran harus naik. Tiba-tiba hari ini menjelang debat memberikan nilai 5,” kata Meutya Hafidz menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers selepas acara debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024) malam.

Baca Juga

Oleh karena itu, Meutya menilai skor rendah yang diberikan Ganjar dan Anies kepada Prabowo, selaku menteri pertahanan dan calon presiden nomor urut 2, tidak sejalan dengan sikap partai politik pengusung mereka di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Meutya juga berkeyakinan sepatutnya jika ada ketidakpuasan partai politik pengusung Ganjar dan Anies sebaiknya menyampaikan itu dalam forum-forum yang mempertemukan Komisi I DPR RI dan Menhan RI. Alasannya, Meutya menyebut pemilihan presiden itu juga menyangkut partai politik yang mengusung para pasangan calon.

“Orang selama ini mengatakan baik, di DPR yang kami dengar di Komisi I, tiba-tiba karena mau debat jadi nilainya 5,” kata Meutya.

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan (capres nomor urut 1), Prabowo Subianto (capres nomor urut 2), dan Ganjar Pranowo (capres nomor urut 3) mengikuti debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar oleh KPU RI di Istora Senayan, Jakarta, Minggu. Debat ketiga itu mengangkat isu-isu pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan internasional, dan globalisasi.

Prabowo, meskipun diyakini banyak pihak mampu tampil unggul karena posisinya sebagai menteri pertahanan aktif, pada debat ketiga justru menjadi sasaran kritik dua capres lainnya. Keduanya, dalam sesi debat, menyampaikan secara terbuka penilaian mereka terhadap kinerja Prabowo sebagai menhan. Ganjar, misalnya, memberi skor 5 dari 10 untuk kinerja Prabowo, sementara Anies memberi skor 11 dari 100.

Terkait skor rendah itu, Prabowo selepas debat menyampaikan beberapa pencapaian Kementerian Pertahanan selama dipimpin oleh dirinya.

“Saya kira prestasi Kemhan sangat jelas di bawah kepemimpinan saya. Industri pertahanan kita, di dalam negeri, mendapat kontrak paling besar selama sejarah Republik Indonesia, mendekati 11 miliar dolar AS. Kemudian, industri pertahanan juga mulai mendapatkan laba yang juga cukup tersebar di republik ini. Kita punya terobosan-terobosan banyak. Kita bangun 25 rumah sakit di seluruh Indonesia dalam kurun waktu masa kepemimpinan saya, kemudian kita bangun empat fakultas di bidang sains, teknologi, engineering, matematika, fisika, kimia, biologi,” kata Prabowo saat jumpa pers selepas debat ketiga Pilpres 2024 kemarin malam.

Oleh karena itu, dia menilai narasi yang dibangun dua capres lainnya, yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, saat debat tidak pas, karena beberapa narasi tidak berbasis data-data yang tepat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement